Pramuka Amerika Hapus Larangan bagi Gay

Ranny Utami/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 28 Jul 2015 19:54 WIB
Pramuka Amerika menghapus larangan terhadap orang dewasa gay yang ingin menjadi pemimpin atau pekerja di unit organisasi yang telah berusia 150 tahun ini.
Pramuka Amerika akhirnya menghapus larangan terhadap orang dewasa gay yang ingin menjadi pemimpin atau pekerja di unit organisasi yang telah berusia 150 tahun ini. (Reuters/Noah Berger/Files)
Dallas, CNN Indonesia -- Pramuka Amerika mencabut larangan terhadap orang dewasa gay untuk menjadi pemimpin dan pekerja di organisasi yang berbasis di Texas ini pada Senin (27/7). Sebelum mencabut larangan terhadap orang dewasa gay, organisasi ini telah menghapus larangan terhadap pemuda gay dua tahun lalu.

Meski telah mencabut larangan, sejumlah unit lokal Pramuka yang disokong oleh institusi keagamaan ini masih memberlakukan pengecualian terhadap orang dewasa gay untuk menjadi pemimpin relawan, master pramuka atau penasehat kamp.

Aturan baru ini secara luas dianggap bertujuan untuk memadamkan reaksi terhadap Pramuka AS di tengah keanggotaan yang semakin menurun sembari menangani keluhan dari sejumlah besar institusi keagamaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebanyak 70 persen dari 100 ribu lebih unit Pramuka Amerika disewa oleh institusi keagamaan, sementara sisanya disewa oleh kelompok sipil dan organisasi pendidikan.

Gereja Yesus Kristus Orang-Orang Suci Akhir Zaman--sponsor terbesar Pramuka--mengungkapkan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya 'sangat terganggu' dengan kebijakan ini dan mengatakan akan memeriksa asosiasi Mormon dan Pramuka.

Setidaknya, sekitar 79 persen suara dari Dewan Eksekutif Nasional menyetujui pencabutan larangan ini. Sementara, komite eksekutif organisasi secara bulat merekomendasikan untuk mengadopsi kebijakan baru ini pada 13 Juli dengan mengutip 'perubahan besar dalam hukum sehubungan dengan hak-hak gay'.

Presiden Pramuka sekaligus mantan Menteri Pertahanan AS, Robert Gates menyerukan perubahan ini sejak Mei lalu. Ia mengatakan, kelangsungan atas larangan bagi pemimpin gay tidak bisa diteruskan lagi.

Ia mengulangi kembali pernyataannya pada Senin kemarin dengan mengatakan bahwa apabila kebijakan lama tetap dipertahankan, tidak menutup kemungkinan organisasi yang telah berusia 150 tahun ini akan dihadapkan pada berbagai proses pengadilan yang berkali-kali lipat dan menghabiskan banyak biaya.

Selain itu, sejumlah sponsor besar seperti Lockheed Martin Corp dan Intel Corp, dalam beberapa tahun terakhir juga menghapus dukungan mereka terhadap Pramuka. Mereka memprotes kebijakan lama Pramuka yang dianggap diskriminatif terhadap kaum gay.

Sebenarnya, Gates telah mengungkapkan bahwa kebijakan baru ini memungkinkan bagi unit Pramuka yang disewa dari institusi keagamaan untut tetap menggunakan keyakinan beragama mereka sebagai kriteria dalam memilih pemimpin dewasa, termasuk soal seksualitas.

Namun faktanya, belum ada orang dewasa yang melamar pekerjaan sebagai pekerja berbayar atau relawan di luar unit lokal sekalipun yang berbalik hanya karena orientasi seksual mereka, menurut resolusi.

Keputusan kebijakan baru ini menyusul putusan pada akhir Juni lalu oleh Mahkamah Agung AS yang telah melegalkan pernikahan sesama jenis secara nasional.

Pada 2013 lalu, Pramuka menghapus larangan terhadap pemuda gay dalam organisasi. Pemilihan Gates sebagai Presiden Pramuka tahun lalu dinilai sebagai sebuah kesempatan untuk meninjau kembali kebijakan terhadap pemimpin dewasa sejak ia membantu mengakhiri kebijakan 'Jangan Tanyakan, Jangan Katakan' yang melarang secara terbuka para kaum gay untuk bertugas di militer AS.

Pramuka Amerika yang memiliki misi negara untuk menyiapkan para pemuda dalam kehidupan dan kepemimpinan ini, mempunyai sekitar 2,5 juta anggota yang berusia antara 7 sampai 21 tahun dan sekitar 960 ribu relawan di unit lokal, menurut situs organisasi.

Penghapusan larangan Pramuka ini disambut baik oleh para pendukung hak-hak gay, namun juga mendapat kritik dari kaum konservatif.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER