Israel Tangkap Terduga Pembakar Rumah Palestina

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 05 Agu 2015 09:11 WIB
Israel menangkap seorang terduga militan Yahudi yang dicurigai terlibat dalam aksi pembakaran rumah warga Palestina di Tepi Barat.
Israel menangkap seorang terduga militan Yahudi yang dicurigai terlibat dalam aksi pembakaran rumah warga Palestina di Tepi Barat. (Reuters/Abed Omar Qusini)
Jakarta, CNN Indonesia -- Israel menangkap seorang terduga militan Yahudi yang dicurigai terlibat dalam aksi pembakaran rumah warga Palestina di Tepi Barat. Terduga militan Yahudi tersebut akan langsung dijebloskan ke dalam penjara tanpa diadili terlebih dahulu, sesuai komitmen Israel untuk mengusut insiden tersebut.

Diberitakan Reuters, penangkapan tanpa diadili terlebih dahulu merupakan hal yang jarang dilakukan pihak berwenang Israel terhadap warga Yahudi. Sebelumnya, metode ini kerap diterapkan terhadap warga Palestina yang diduga melakukan kekacauan, untuk memotong proses pengadilan yang panjang dan berlarut-larut.

Mordechai Meyer, terduga militan Yahudi tersebut merupakan seorang warga dari permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki Israel. Kementerian Pertahanan Israel memaparkan Meyer ditangkap dan ditahan dalam "penahanan administratif" selama enam bulan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pernyataan kementerian tersebut, Meyer diduga "terlibat dalam aktivitas kekerasan dan serangan teroris baru-baru ini dan merupakan anggota dari kelompok teror Yahudi."

Dengan kerangka hukum penahanan administratif, Israel saat ini menahan ratusan warga Palestina. Sejumlah kelompok pemerhati HAM menilai hal ini sebagai pukulan terhadap proses hukum.

Penahanan administratif merupakan salah satu langkah baru yang diterapkan kabinet keamanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Kabinet tersebut menyetujui adanya penangkapan militan Yahudi tanpa diadili, untuk mengusut insiden yang menewaskan seorang bayi Palestina dan melukai keluarganya.

Israel menilai penahanan tanpa pengadilan diperlukan untuk mencegah terjadinya kekerasan lebih lanjut pada kasus yang tidak memiliki cukup bukti, untuk menghindari sang tersangka melenggang bebas tanpa tuntutan.

Metode ini juga diterapkan untuk menghindari terbongkarnya identitas informan rahasia Israel.

Sementara, dua warga Israel lainnya yang memiliki hubungan dengan kelompok Yahudi sayap kanan, Meir Ettinger dan Eviatar Salonim, ditangkap pekan ini. Polisi mengatakan Ettinger kini ditahan namun belum dijebloskan ke dalam penahanan administratif, karena masih menunggu penyelidikan lebih lanjut.

Dengan maraknya kejahatan kebencian Israel terhadap warga Palestina, penegak keamanan mengeluhkan sistem peradilan yang tidak koperatif dalam mengadili tersangka. Hal ini menjadi tantangan utama dalam pemerintahan baru Netanyahu.

Pengkritik Israel mempertanyakan keseriusan pemerintah Israel untuk menanganani kasus kebakaran ini. Keadaan ini berbanding terbalik ketika serangan dari Palestina terjadi, petugas keamanan Israel kerap mengumpulkan para tersangka untuk membantu mempercepat penanganan kasus.

Menurut Menteri Keamanan Dalam Negeri Gilad Erdan, metode hukuman baru yang disetujui oleh kabinet keamanan Netanyahu pada akhir pekan lalu membolehkan Israel melakukan metode kekerasan dalam interogasi, yang dalam bahasa Ibrani disebut "Tiltul."

Metode ini diterapkan bagi tersangka yang dinilai tidak kooperatif dalam proses intergoasi. Namun, bentuk interogasi berbasis penyiksaan ini dikecam oleh sejumlah kelompok pemerhati HAM.

Media Israel, Channel 2 mengutip pengacara Ettinger yang menyatakan kliennya terguncang karena diintergoasi dengan diikat ke kursi. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER