Singa Cecil Tewas, Zimbabwe Justru Cabut Larangan Berburu

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 11 Agu 2015 12:28 WIB
Larangan berburu di taman nasional di Zimbabwe yang diberlakukan usai kematian singa Cecil, ternyata hanya bertahan selama 10 hari dan dicabut pada Senin.
Walter James Palmer (kanan), dokter gigi asal AS, telah keliling berbagai negara untuk berburu hewan-hewan besar. (Dok. Trophyhuntamerica.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak kematian singa Cecil, singa kesayangan masyarakat Zimbabwe yang tewas menggenaskan karena perburuan, Zimbabwe segera menetapkan larangan berburu di luar taman nasional. Namun, larangan itu hanya bertahan selama 10 hari, dan dicabut pada Senin (10/8).

Pihak berwenang di Zimbabwe menetapkan larangan terbatas berburu di sekitar Taman Nasional Hwange pada 1 Agustus lalu, sejak kematian singa yang diberi nama Cecil memicu kemarahan internasional. Pasalnya, Cecil yang menjadi objek foto favorit di Taman Nasional Hwage mati menggenaskan, dua hari setelah ditembak busur panah oleh pemburu.

(Baca juga: Usai Insiden Singa Cecil, Perburuan Singa Zimbabwe Berlanjut)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir Reuters, Otoritas Manajemen Taman dan Satwa Liar Zimbabwe menyatakan larangan tersebut dicabut di seluruh wilayah, kecuali di sebuah ladang pertanian, tempat Cecil tewas, dan di sejumlah wilayah lain yang kerap dijadikan lahan berburu oleh pemburu ilegal.

Larangan di daerah tersebut akan ditinjau setelah proses pengadilan seorang pria lokal dituduh membantu pemburu asal Amerika Serikat Walter Palmer, untuk membancing Cecil keluar dari taman nasional dan menjadi mangsa perburuan.

Theo Bronkhorst didakwa dengan tuduhan melanggar aturan berburu karena gagal menghentikan Palmer, seorang dokter gigi asal Minnesota, untuk membunuh Cecil bulan lalu. Bronkhorst membantah dirinya melakukan kesalahan.

Kematian Cecil memicu kemarahan global di media sosial terhadap Palmer. Reaksi masyarakat pencinta lingkungan dan hewan bahkan menyebabkan praktek dokter giginya ditutup untuk waktu yang belum ditentukan. 

Berburu singa bukan aktivitas ilegal di banyak negara di Afrika. Para pendukung perburuan berdalih bahwa jika diatur dengan benar, aktivitas ini dapat menghasilkan pendapatan yang besar bagi negara-negara Afrika, karena tak jarang menjadi alternatif wisata mahal bagi turis asing.

Pendapatan dari turis asing dapat digunakan untuk membantu biaya konservasi hewan-hewan Afrika.

Selain itu, singa bukan satwa yang dilindungi di Zimbabwe. Namun penyelidikan menunjukkan bahwa pembunuhan Cecil ilegal karena pemilik lahan tidak memasukkan singa dalam kuota perburuan pada 2015.

Sementara Palmer mengaku tidak tahu dan menyesal telah memburu singa yang menajdi kesayangan masyarakat Zimbabwe dan menjadi objek penelitian Universitas Oxford di Inggris. Menurut Palmer, perburuan yang dia lakukan tersebut legal.

Sementara pemerintah Zimbabwe kini berupaya mengekstradisinya dari Amerika Serikat agar dapat diadili di Zimbabwe terkait perburuan ilegal. (stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER