Jakarta, CNN Indonesia -- Amnesty International menuduh petugas perdamaian PBB melakukan pemerkosaan terhadap gadis berusia 12 tahun serta pembunuhan atas seorang anak dan ayahnya dalam sebuah operasi di ibu kota Afrika Tengah, Bangui, pada awal Agustus.
Ini bukanlah pertama kalinya misi PBB, yang ditujukan untuk menjaga stabilitas di Afrika Tengah, terkena tuduhan serupa. Sebelumnya, tentara Perancis yang tergabung dalam misi perdamaian PBB dituduh atas kasus perkosaan.
Insiden terakhir ini dilaporkan Amnesty pada Selasa (11/8), dan terjadi pada 2 dan 3 Agustus lalu, menyusul bentrokan antara pasukan misi MINUSCA dan warga Muslim di wilayah PK5, Bangui, mengakibatkan seorang warga Kamerun tewas dan sembilan orang lainnya terluka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukti yang kami temukan memperlihatkan bahwa petugas perdamaian PBB telah memperkosa seorang gadis dan membunuh dua warga," kata Joanne Mariner, seorang penasihat senior Amnesty dalam sebuah pernyataan.
Amnesty mewawancarai total 15 saksi dalam kedua insiden itu. Mereka juga berbicara langsung dengan gadis korban pemerkosaan, yang bersembunyi di kamar mandi ketika petugas perdamaian PBB pada 2 Agustus sedang menggeledah rumah warga. Petugas perdamaian itu lalu membawa gadis tersebut keluar dan memperkosanya di belakang mobil truk.
"Ketika saya menangis, ia menampar saya dan memasukan tangannya ke mulut saya," kata si gadis kepada penyelidik Amnesty.
Seorang perawat yang memeriksa gadis tersebut menemukan bukti adanya kekerasan seksual.
Keesokan harinya, Balla Hadji, 61, serta anaknya yang berusia 16 tahun dibunuh di depan rumah mereka oleh pasukan PBB.
Penyelidik Amnesty diberitahukan oleh juru bicara MINUSCA bahwa tentara Rwanda dan polisi Kamerun yang beroperasi di PK5.
Melalui juru bicaranya, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan bahwa ia kecewa atas adanya tuduhan-tuduhan tersebut.
Kepada wartawan di New York, Stephane Dujarric, juru bicara Ban Ki-moon, mengatakan bahwa tuduhan-tuduhan tersebut akan sepenuhnya diinvestigasi.
"Ban Ki-moon kaget dan kecewa, tidak hanya atas tuduhan ini, namun tuduhan lain yang muncul dalam beberapa bulan terakhir," kata Dujarric pada Selasa.
Pada Juni, PBB mengumumkan bahwa telah dilakukan investigasi menyusul tuduhan petugas perdamaian yang melakukan kekerasan seksual terhadap anak jalanan, dan pada bulan lalu, MINUSCA memulangkan 20 petugas perdamaian karena melakukan kekerasan terhadap empat orang, menewaskan dua diantaranya.
Terdapat sekitar 10 ribu petugas perdamaian PBB di Republik Afrika Tengah. Mereka dikerahkan untuk menangani pemberontak Muslim Seleka yang mengambil alih kekuasaan pada 2013, memicu adanya pembalasan dari milisi Kristen.
(stu)