UNESCO: Hancurkan Kuil Palmyra, ISIS Lakukan Kejahatan Perang

Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 25 Agu 2015 11:25 WIB
ISIS menghancurkan kuil Baal Shamin di kota kuno Palmyra, Suriah, peninggalan era Romawi kuno yang sudah berusia sekitar 2.000 tahun.
Menurut UNESCO, kuil Baal Shamin dibuat sekitar 2.000 tahun lalu dan beberapa bagian dalam kuil tersebut rusak akibat ledakan, yang juga menyebabkan tiang-tiang di sekelilingnya runtuh. (Reuters/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), UNESCO, mengatakan bahwa penghancuran kuil era Romawi kuno di Palmyra, Suriah, oleh ISIS adalah kejahatan perang yang menargetkan simbol sejarah keanekaragaman di negara itu.

Kepala badan purbakala Suriah, Maamoun Abdulkarim mengatakan bahwa ISIS, pada Minggu (23/8) meledakkan kuil Baal Shamin, salah satu situs paling penting di kota kuno Palmyra.

"Tindakan seperti itu adalah kejahatan perang dan pelaku harus bertanggung jawab atas tindakan mereka," kata Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova dalam sebuah pernyataan pada Senin (24/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga mengutuk pembunuhan Khaled al-Asaad, seorang pakar arkeologi berumur 82 tahun yang selama empat dekade telah menjaga situs reruntuhan warisan dunia UNESCO, Palmyra.

Abdulkarim pada minggu lalu mengatakan bahwa ISIS memenggal Asaad dan menggantung badannya di salah satu tiang peninggalan era Romawi di Palmyra.

Sebelum ISIS mengambil alih Palmyra, otoritas Suriah mengatakan mereka telah memindahkan ratusan  patung kuno ke tempat lebih aman agar tidak dihancurkan ISIS.

ISIS, yang menguasai sebagian wilayah di Suriah dan Irak, mengambil alih kota gurun Palmyra pada Mei dari pasukan pemerintah. Akan tetapi, pada saat itu mereka belum melakukan penghancuran apapun.

Menurut salah satu kelompok pemantau Suriah, pada Juni, ISIS meledakkan dua kuil yang bukan bagian dari struktur era Romawi kuno namun menganggapnya sebagai benda yang melanggar kesucian. Selain itu, ISIS menggunakan reruntuhan teater untuk dijadikan tempat eksekusi orang-orang yang dianggap mendukung pemerintah.

Menurut UNESCO, kuil Baal Shamin dibuat sekitar 2.000 tahun lalu dan beberapa bagian dalam kuil tersebut rusak akibat ledakan, yang juga menyebabkan tiang-tiang di sekelilingnya runtuh.

"Seni dan arsitektur Palmyra, terletak di persimpangan beberapa peradaban, adalah simbol kompleksitas dan kekayaan identitas serta sejarah Suriah," tutur Bokova.

"Para ekstremis ingin menghancurkan keanekaragaman dan kekayaan ini, dan saya menyerukan kepada masyarakat internasional untuk bersatu melawan penghancuran budaya ini," tambahnya. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER