Ubah Citra Buruk, Warga Austria Bergerak Sambut Imigran

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Rabu, 09 Sep 2015 18:52 WIB
Sukarelawan di Stasiun Utama Wina, memaparkan sejumlah upaya bantuan yang diberikan terhadap ribuan imigran yang menjejakkan kaki di negara itu.
Sukarelawan di Stasiun Utama Wina, memaparkan sejumlah upaya bantuan yang diberikan terhadap ribuan imigran yang menjejakkan kaki di negara itu. (Dok. Istimewa/Julian Poschl)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah negara Eropa menjadi sorotan publik menyusul membanjirnya imigran asal Timur Tengah di Benua Biru ini. Sebagian negara menerima imigran dengan tangan terbuka, sementara sejumlah lainnya berupaya menutup rapat-rapat perbatasan mereka.

Austria merupakan salah satu negara yang membuka lebar perbatasan mereka, mempersilahkan para imigran untuk masuk, yang sebagian besar ingin melanjutkan perjalanan menuju Jerman. Sejumlah stasiun dan terminal bus di ibu kota Wina pun menjadi pintu gerbang para imigran yang menjekakkan kaki di Austria.

Julian Poschl, salah seorang sukarelawan dari organisasi Refugeecare Vienna Main Station, yang bertugas di Stasiun Utama Wina menyatakan krisis imigran ini telah memantik rasa solidaritas dan simpati warga Wina untuk turun langsung menyambut dan membantu ribuan imigran yang tiba di wilayah itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami melakukan semua, mulai dari kedatangan mereka hingga keberangkatan mereka ke kota atau negara lain. Kami menyambut mereka dengan tangan terbuka, berusaha memberikan apa yang mereka perlukan," kata Poschl, ketika dihubungi CNN Indonesia, Rabu (9/9).

Poschl memaparkan terdapat lebih dari 1.000 orang yang tercatat dalam daftar anggota sukarelawan kelompok tersebut. Mereka bekerja 24 jam 7 hari seminggu secara bergantian. Mereka juga membangun infrastruktur sederhana untuk menampung sementara dan membantu para imigran.

"Kami menyediakan makanan dan minuman, paket bantuan pertama dan sejumlah tempat tidur darurat, perawat dan dokter yang beroperasi selama 24 jam," kata Poschl.

Para sukarelawan mengumpulkan sumbangan untuk para imigran yang tiba di Wina. (Dok. Istimewa/Julian Poschl)
Kepada CNN Indonesia, Poschl bercerita ia dan timnya bahkan menolak menggunakan kata pengungsi, melainkan lebih suka menggunakan kata "pelancong" sebagai gestur penerimaan yang terbuka bagi para imigran yang sebagian besar tiba di Austria setelah melalui Hungaria dan Serbia serta Makedonia.

Poschl memperkirakan sekitar 40 ribu imigran telah tiba di Austria, 11 ribu di antaranya tiba di Austria melalui Stasiun Utama Wina, sejak Jerman mengumumkan pada pekan lalu bahwa mereka akan menerima pengungsi Suriah yang datang dari Hungaria, meskipun terkesan mengabaikan Aturan Dublin, yang mensyaratkan pengungsi mengajukan suaka di negara Eropa pertama yang mereka capai.

Poschl memaparkan reputasi Austria sempat tercoreng dalam hal penerimaan imigran pada Agustus lalu ketika Amnesty Internasional mengecam buruknya fasilitas di kamp pengungsi di Traiskirchen, yang terletak 20 km di sebelah selatan Wina.

Menurut laporan Amnesty yang ditulis BBC, kamp ini dipenuhi ribuan imigran yang terkesan dibiarkan begitu saja, tanpa sanitasi yang baik, dan puluhan anak-anak imigran terlihat luntang-lantung tanpa orang tua dan makanan.

"Pemberitaan media yang buruk tentang tempat ini membuat para pengungsi ragu tinggal di Austria. Namun kami sudah mulai mengubah wajah Austria dengan menyambut mereka dengan tangan terbuka," kata Poschl.

Para sukarelawan menawarkan makanan kepada para imigran yang tiba di Stasiun Utama Wina, Austria. (Dok. Istimewa/Julian Poschl)
"Kami bergerak meskipun pemerintah tidak menggerakkan kami. Kami lakukan apa yang diperlukan. Kami ingin menunjukkan bahwa jika benar-benar ingin membantu, kita bisa melakukan apa saja hanya dalam hitungan hari. Kami hanya butuh waktu dua hari untuk membentuk kelompok sukarelawan ini," kata Poschl melanjutkan.

Poschl dan timnya berencana terus memberikan bantuan yang terlihat sederhana, untuk para imigran yang telah berbulan-bulan melakukan perjalanan demi menjejakkan kaki di Eropa. Sambil membantu imigran, ia juga terus melaporkan perkembangan terkini di Stasiun Utama Wina di akun media sosial Twitter dan Facebook. (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER