Jakarta, CNN Indonesia -- Dua turis asing asal Kanada, seorang manajer resor asal Norwegia dan seorang wanita asal Filipina diculik oleh kelompok bersenjata tak dikenal di sebuah resor yang populer di Filipina selatan pada Senin (21/9) malam.
Mengutip Reuters, tentara Filipina Kapten Alberto Caber mengatakan keempat orang itu diculik di bawah todongan senjata selama serangan pada Senin malam di resor Oceanview di Pulau Samal, dekat Kota Davao, kota terbesar di Pulau Mindanao, Filipina selatan, yang bergejolak.
"Empat orang diculik, tapi kita tidak tahu soal kelompok yang melakukan penyerangan itu," Caber, sembari menambahkan ada sekitar 30 wisatawan asing di resor itu saat serangan terjadi, dikutip dari Reuters,
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ternyata sasaran mereka adalah orang asing. Mereka tidak menculik secara acak," ujar Caber.
Caber memaparkan warga asing yang diculik diidentifikasi sebagai John Ridsdel dan Robert Hall dari Kanada. Manajer resor asal Norwegia yang diculik diketahui bernama Kjartan Sekkingstad. Sementara seorang wanita asal Filipina belum diketahui namanya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Kanada di Ottawa, Nicolas Doire, menyatakan mereka menyadari adanya penculikan tetapi menolak berkomentar atau memberikan informasi yang "dapat membahayakan upaya pembebasan yang sedang berlangsung dan berisiko membahayakan keselamatan warga Kanada di luar negeri."
Sementara, juru bicara perusahaan TVI Pacific Inc yang berbasis di Calgary, Kanada, Shirley Anthony menegaskan bahwa Ridsdel merupakan konsultan mereka yang saat ini mendekati masa pensiun. "Kami masih mengumpulkan informasi tentang penculikan ini," katanya.
Sumber militer Filipina menyatakan bahwa kelompok bersenjata itu berbicara bahasa Inggris dan Tagalog.
"Dua turis Jepang mencoba mengagalkan aksi itu, tetapi tidak berhasil," kata salah sumber keamanan yang tidak ingin dipublikasikan namanya.
Sumber itu juga menyebutkan bahwa kelompok bersenjata kemudian melarikan diri ke arah daratan Mindanao dengan membawa para sandera.
Komandan militer yang tak mau disebut namanya memaparkan bahwa tiga kapal angkatan laut Filipina dikirim untuk mencari dan mencegat perahu kelompok bersenjata tersebut. Sementara, militer angkatan darat juga disiagakan untuk mencari tempat pendaratan perahu tersebut, di sekitar wilayah tenggara Mindanao.
Serangan ini menambah daftar panjang pergolakan di wilayah selatan Filipina, meskipun sudah terdapat inisiatif perdamaian baru dengan kelompok pemberontak.
Ini bukan kali pertama serangan penculikan terhadap wisatawan asing terjadi di Pulau Samal. Pada 2001, kelompok militan Abu Sayyaf yang terkait dengan al-Qaidah mencoba meluncurkan serangan penculikan yang menargetkan wisatawan asing di resor Pearl Farm. Serangan ini berhasil digagalkan, tetapi menyebabkan tiga petugas keamanan setempat tewas ketika bertempur dengan penyerang.
Wilayah Davao dinilai relatif damai selama lebih dari satu dekade. Terlebih, terdapat perjanjian perdamaian dengan kelompok pemberontak Muslim terbesar di selatan, MILF, pada 2014, yang mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama 45 tahun, menewaskan sekitar 120 ribu warga dan memaksa sekitar 2 juta orang mengungsi.
(stu)