Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Agama merilis data terbaru yang merinci warga negara Indonesia yang menjadi korban pada tragedi Mina, Arab Saudi pada Kamis (24/9). Data tersebut menunjukkan tiga dari 19 WNI yang tewas dalam insiden tersebut merupakan pekerja perusahaan kontraktor ternama, Saudi Binladin Group.
Saudi Binladin Group merupakan perusahaan kontraktor raksasa yang didirikan oleh Mohammed Bin Laden, ayah dari Osama Bin Laden, tersangka teroris pada tragedi 9/11.
Saudi Binladin Group juga merupakan kontraktor utama pada proyek perluasan Masjidil Haram. Perusahaan ini mulai menjadi sorotan utamanya sejak insiden
crane yang menghantam Masjidil Haram sekitar dua pekan lalu, menyebabkan ratusan jemaah haji tewas, termasuk jemaah haji asal Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataan yang dirilis Sabtu (26/9) di situs Kementerian Agama, ketiga WNI itu disebut bermukim di Saudi.
Berikut nama tiga WNI pekerja Saudi Binladin Group yang tewas dalam tragedi Mina:
1. Akhmad Jamhuri bin Hisyam, nomor iqomah 2362046928
2. Wartoyo Usman Kalib, nomor iqomah 2389005337
3. Asdinur Sanuri Hamzah, nomor iqomah 2381436951
“Nomor iqamah adalah nomor identitas bagi WNI yang tinggal di Arab Saudi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Arab Saudi. Ketiganya tercatat bekerja di Perusahaan Binladin,” tutur Arsyad, dilansir dari situs Kemenag, Minggu (27/9).
Terkait hal ini, Konsul Jenderal RI di Jeddah, Dharmakirty Syailendra Putra menyatakan akan berkoordinasi dengan perusahaan Binladin Group.
"Akan berkoordinasi dengan mereka untuk mendapat alamatnya," tutur Dharmakirti di Makkah, Minggu (27/9), dikutip dari Detikcom.
Dharmakirti memaparkan semua orang yang tinggal di Makkah berhak untuk menunaikan ibadah haji, termasuk mukimin dari Indonesia. Mereka harus menggunakan travel haji berizin yang biaya termurahnya berkisar 4.000 riyal, atau sekitar Rp16 juta.
Dharmakitri menyatakan, tiga jemaah yang menjadi korban itu menggunakan Biro Travel Al Rajhi. Ada sembilan WNI yang terdaftar berhaji menggunakan biro travel tersebut. "Kami minta data dari travel, lalu kami dapatkan iqomahnya (nomor identitas)," ujar Dharmakirti.
Data Kemenang juga menunjukkan bahwa total WNI yang tewas dalam tragedi tersebut terus bertambah menjadi 19 orang.
Meski demikian, jumlah jemaah haji Indonesia yang sebelumnya dinyatakan hilang pasca insiden tersebut berkurang jadi 112 orang menjadi 99 orang. Para jemaah haji tersebut dinyatakan hilang dan masih dalam pencarian karena belum kembali ke maktab atau pemondokan pasca tragedi itu.
"Tim terus bekerja mencari informasi terkait dengan masih adanya jemaah yang belum kembali ke pemondokan dengan menyisir rumah sakit Arab Saudi dan mengidentifikasi
jenazah para korban yang ada di tempat pemulasaraan Al Mu’ashim, Makkah," bunyi pernyataan di situs Kemenag.
Tragedi Mina terjadi pada Kamis (24/9) wakktu Mekkah. Sebanyak total 769 jemaah haji menjadi korban insiden mematikan akibat berdesak-desakan menuju tempat melempar jumrah di Mina, dalam insiden yang terjadi sekitar dua pekan setelah
crane menghantam Masjidil Haram.
Presiden Iran, Hassan Rouhani menggunakan kesempatan berpidato di Sidang Umum PBB pada Sabtu (26/9) untuk mendesak Saudi agar segera melakukan penyelidikan terkait tragedi di Mina.
Sementara, sejumlah media Saudi menyebutkan sumber anonim yang menyatakan bahwa insiden tersebut terjadi karena 300 jemaah haji asal Iran tidak tertib dan berjalan dari arah yang berlawanan dengan jemaah lainnya saat ingin melakukan prosesi melontar jumrah.
(ama/ama)