California Legalkan Eutanasia

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Selasa, 06 Okt 2015 14:55 WIB
California menjadi negara bagian kelima di Amerika Serikat yang secara hukum mengizinkan warganya yang sakit keras untuk bunuh diri dengan didampingi tim medis.
Ilustrasi
California, CNN Indonesia -- California menjadi negara bagian kelima di Amerika Serikat yang secara hukum mengizinkan warganya yang sakit keras untuk bunuh diri dengan didampingi tim medis. Berbagai suara pro dan kontra lantas bermunculan menyusul peraturan baru yang disahkan Gubernur Jerry Brown pada Senin itu.

Diberitakan Reuters, Senin (5/10), peraturan baru ini mencakup peraturan ketat soal bunuh diri dengan eutanasia atau suntik mati bagi pasien penyakit berat. Sebelum melakukannya, dua dokter harus menyatakan pasien tersebut mengalami penyakit berat dan sulit sembuh, serta kemungkinan hidup hanya enam bulan dan secara kejiwaan baik.

Dalam pernyataannya, Brown mempertahankan argumennya soal mendukung eutanasia tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan jika sekarat dalam waktu lama dan kesakitan berkepanjangan. Saya yakin akan sangat menenangkan jika mengetahui ada pilihan yang diatur hukum," kata Brown.

Hukum tersebut akan berlaku mulai 1 Januari mendatang. Hukum ini bisa dihentikan atau diperpanjang setelah 10 tahun dan melalui masa peninjauan.

Dalam peraturan baru ini, mereka yang memaksa seseorang untuk melakukan eutanasia dianggap telah melakukan tindak kriminal.

Bunuh diri yang didampingi tim medis ini juga diperbolehkan di negara bagian Oregon, Washington, Montana dan Vermont.

Keputusan Brown dikecam berbagai tokoh agama, termasuk Gereja Katolik Roma dan kelompok penyandang cacat mengatakan bahwa kerabat atau perawat yang telah lelah bisa mendesak pasien untuk mengakhiri nyawa mereka sendiri.

Namun para pendukung hukum ini mengatakan bahwa Brown telah memberikan kesempatan para penderita penyakit berat untuk meninggal dengan tenang dan bermartabat.

"Putri saya tidak meninggal sia-sia. Ini adalah pilihan yang dia inginkan untuk mengakhiri penderitaannya," kata Dr. Robert Olvera, pendukung hukum ini, yang putrinya menderita leukemia sejak 2014. (stu)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER