Sydney, CNN Indonesia -- Polisi Australia membebaskan tiga dari empat tersangka kasus terorisme terkait penembakan seorang staf kepolisian Rabu lalu di Sydney. Polisi mengaku setengah hati dan "frustrasi" karena telah membebaskan ekstremis tersebut.
Keempat tersangka yang berusia antara 16 dan 22 tahun itu ditahan dalam operasi polisi di seluruh Sydney menyusul penembakan staf kepolisian Curtis Cheng di depan markas polisi New South Wales pekan lalu.
Pelaku penembakan, Farhad Jabar, 15, menembak Cheng, 58, di belakang kepalanya setelah meneriakkan slogan keagamaan. Jabar tewas dalam baku tembak dengan polisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber kepolisian kepada Sydney Morning Herald mengatakan bahwa Jabar direkrut oleh kelompok ekstremis di sebelah barat Sydney. Kelompok ini merasa Jabar adalah orang yang tepat melakukan pembunuhan karena belum masuk pantauan polisi.
Komisaris Polisi New South Wales Andrew Scipione mengatakan bahwa Jabar dan keempat pemuda yang ditahan jelas telah teradikalisasi dan kenal dengan "jaringan teroris". Namun bukti itu tidak cukup kuat untuk mendakwa tiga tersangka di antara mereka.
Seorang pemuda berusia 18 tahun masih dalam penahanan polisi Australia. Scipione mengatakan, mereka masih butuh waktu untuk menyisir setiap materi yang dikumpulkan dalam penggeledahan.
"Kami telah mengambil banyak materi dalam penggeledahan, namun butuh banyak waktu untuk memeriksanya. Ini membuat kami frustrasi," ujar Scipione.
Media Sydney Daily Telegraph melaporkan bahwa dua dari empat orang yang ditahan memiliki kaitan dengan rencana pemenggalan warga di Sydney tahun lalu atas perintah dari anggota ISIS yang berhasil digagalkan polisi.
Sebuah rekaman CCTV di Masjid Parramatta di Sydney menunjukkan Jabar bertemu beberapa orang pria sebelum pembunuhan tersebut. Polisi belum memastikan mengapa Cheng menjadi targetnya.
Pemerintah Australia memang tengah khawatir akan meningkatnya serangan terorisme oleh
lone-wolf yang terinspirasi ISIS. Pemerintah Canberra juga memperketat perjalanan warganya ke wilayah konflik, seperti Suriah dan Irak.
Australia mencabut peringatan teror tahun lalu dan menerapkan undang-undang keamanan nasional yang disusul oleh beberapa penyerbuan ke rumah-rumah warga yang diduga ekstremis.
Pada September 2014, kepolisian Melbourne menembak mati seorang tersangka teror yang menikam dua polisi. Pada Desember tahun lalu, pria Sydney Man Haron Monis tewas setelah menyandera dan menewaskan dua orang di sebauh kafe.
(den)