Jakarta, CNN Indonesia -- Istana Presiden Amerika Serikat, Gedung Putih, memperingatkan Israel agar tak mengeluarkan pernyataan provokasi, setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membuat komentar kontroversial soal Holocaust.
Pada Selasa (20/10), Netanyahu mengatakan bahwa Hitler tak berencana untuk memusnahkan umat Yahudi, hingga dia bertemu dengan Musti Yerusalem, haji Amin al-Husseini, seorang sepuh Muslim Palestina, pada 1941.
“Saya rasa tak ada keraguan di sini di Gedung Putih siapa yang bertanggung jawab untuk Holocaust yang menewaskan enam juta umat Yahudi,” kata Eric Schultz, juru bicara Gedung Putih, dikutip dari Al Arabiya, Jumat (23/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami di sini terus menekankan publik dan individu…pentingnya mencegah retorika inflamasi, tuduhan atau tindakan pada kedua sisi (yang) dapat meningkatkan kekerasan. Kami percaya bahwa retorika inflamasi harus dihentikan,” tambah dia.
Pernyataan Netanyahu secara luas dikritik. Para pemimpin Palestina dan opsisi Israel menuduhnya mendistorsi masa lalu, sementara sejarawan menyebutnya tidak akurat.
"Hitler tidak ingin memusnahkan orang-orang Yahudi pada saat itu, dia ingin mengusir orang-orang Yahudi," kata Netanyahu dalam pidatonya. "Dan Amin al-Husseini datang ke Hitler dan berkata, 'Jika Anda mengusir mereka, mereka semua akan datang ke sini'."
"'Lalu apa yang harus saya lakukan pada mereka?' tanya Hitler, 'Bakar mereka.'"
Tak ada rekaman video, audio, bahkan transkrip yang bisa membuktikan ucapan Netanyahu, sehingga pernyataannya dianggap sama sekali tak berdasar.
Reaksi Gedung Putih muncul setelah Menteri Luar Negeri AS John Kerry bertemu Netanyahu di Berlin, mendesak Palestina dan Israel untuk menghentikan semua hasutan.
(stu)