Washington, CNN Indonesia -- Pernyataan bakal calon presiden dari partai Republik Ben Carson terkait tawaran beasiswa dari Akademi Militer West Point dipertanyakan dan berpotensi merusak kredibilitas pensiunan dokter spesialis bedah syaraf ini.
Selain itu pernyataan Carson bahwa dia sempat hampir menusuk temannya ketika remaja pun dipertanyakan.
Carson, seorang pegiat konservatif terkemuka yang bersaing ketat dengan Donald Trump di jajak pendapat bakal calon presiden partai Republik, sering mengutip dua insiden ini dari buku otobiografinya dalam kampanye.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia sering mengutarakan kemampuannya bangkit dari kemiskinan di daerah kumuh kota Detroit untuk mencapai eselon tertinggi di bidang medis.
Pertanyaan terkait pernyataan Carson soal beasiswa West Point muncul setelah satu situs berita politik, Politico, menerbitkan laporan berbeda.
Pada Jumat (6/11), kubu kampanye Carson mengatatakan bakal calon presiden ini tidak pernah mencoba masuk West Point, dan Carson sendiri dengan marah menyangkal pernyataan bahwa dia berbohong soal fakta beasiswa ini.
Dalam konferensi Pers di Florida, Carson mengatakan menolak tawaran beasiswa itu dan tidak pernah mendaftar ke sekolah militer tersebut.
“Soal itu tidak pernah sampau jauh,” kata Carson. “Beasiswa itu ditawarkan kepada saya. Beasiswa itu memang sengaja dibuat.”
Carson yang biasanya tenang memperlihatkan kemarahan dan sarkasme dalam jumpa pers. Dia menuduh media sengaja mensasarnya dan para pendukung bakal calon berkulit hitam ini bisa melihat “tipu daya” tersebut.
“Mereka mengeri bahwa ini adalah upaya menjatuhkan,” kata Carson.
Dia juga memberi pernyataan yang berbeda terkait insiden penusukan, dan menggambarkan orang yang diserang adalah keluarga dekat, bukan teman.
“Ini masalah-masalah kecil yang menyerang kredibilitasnya,” kata John Feehery, seorang pakar strategi partai Republik yang tidak bekerja untuk bakal calon presiden 2016.
“Dia muncul sebagai orang luar yang jujur dan merupakan tokoh baru. Jika cerita kehidupannya dicemari oleh ketidakakuratan kecil, akan ada dampak negatif.”
Para pendukung Carson tampaknya tidak terganggu, dan meragukan calon presiden dukungan mereka tidak memberi fakta yang akurat.
“Jika pada usis 17 tahun seorang jenderal datang dan mencoba meyakinkan saya untuk masuk West Point dan mengatakan semua biaya akan ditanggung, saya tidak ragu untuk mengatakan jenderal itu menawarkan saya beasiswa,” kata Warren Galkin, warga Rhode Island, yang menyumbang dana bagi komite aksi politik kampanye Carson.
Sementara itu, Laura Stroker, gurubesar ilmu politik Universitas California Berkelay, mengatakan: “Para pemilih sangat memperhatikan integritas seorang kandidat. Tetapi warga, terutama yang sudah mendukung Carson, akan menolak tuduhan hingga ada informasi pasti.”
Beasiswa West PointDalam autobiografi berjudul “Gifted Hands”, Carson menulis bahwa ketika masih SMA dia makan malam dengan Jenderal William Westmoreland pada 1969.
“Saya kemudian ditawari beasiswa penuh ke West Point,” tulisnya, dia menolak tawaran itu. “Meskipun saya senang dengan beasiswa itu, saya sama sekali tidak tergoda.”
Kampanye Carson mengatakan nilai sekolah dan percakapan dengan para pejabat ROTC, yang memberi pelatihan awal militer bagi pelajar yang ingin menjadi tentara, merupakan tawaran de fakto ke akademi militer yang memberi beasiswa penuh pada seluruh mahasiswanya. Tetapi, Carson tidak pernah benar-benar melamar untuk masuk akademi militer tersebut.
“Komandan Seniornya berhubungan dengan West Point dan mengatakan kepada Dr. Carson bahwa dia bisa masuk, Dr. Carson sendiri tidak mendaftarkan diri,” ujar Dough Watts, juru bicara kampanye Carson, kepada Reuters lewat surat elektronik.
“Dia tidak pernah mengatakan dia diterima atau mendaftarkan diri,” kata Watts.
West Point mengatakan tidak ada catatan bahwa Carson mengirim formulir pendaftaran. Sangat mungkin seseorang menominasikan dia agar bisa masuk ke akademi militer itu, tetapi hal ini adalah langkah awal dalam proses penerimaan.
 Ben Carson bersaing ketat dengan Donald Trump untuk memperebutkan nominasi capres partai Republik. (Reuters/Rick Wilking) |
Juru Bicara West Point Theresa Brikenrhoff mengatakan dalam surat elektronik ke Reuters, data kandidat yang tidak mendaftarkan diri hanya disimpan selama tiga tahun.
“Oleh karena itu kami tidak bisa mengkonfirmasi apakah seseorang yang dalam periode itu dinominasikan masuk ke West Point jika dia tidak menyelesaikan proses pendaftaran,” katanya.
Watts menyebut cerita di Politico yang berjudul “Ben Carson mengaku mengarang beasiswa West Point, sebagai “kebohongan.”
“Kampanye ini tidak pernah ‘mengaku’ soal apapun,” ujar Watts.
Carson MembantahMasalah West Point ini muncul hanya beberapa jam setelah Carson menyerang media karena mmpertanyakan pengakuan soal insiden kekerasan ketika dia remaja.
“Ini semua bohong,” kata Carson kepada CNN pada Jumat. “Ini adalah upaya kebohongan, mengatakan saya berbohong tentang sejarah saya. Menurut saya hal itu menyedihkan.”
Carson, yang populer di kalangan pemilih beragama Kristen, seringkali menyebut aksi kekerasan yang dilakukan ketika remaja, dan menyatakan pembelajaran yang dipetik dari periode itu merupakan bukti bahwa dia memiliki kepribadian kuat sebagai presiden.
Dalam buku otobiografinya, ahli bedah syaraf terkenal ini menulis bahwa ketika remaja dia mencoba menusuk teman bernama Bob dengan pisau, tetapi ikat pinggang temannya itu berhasil menghalangi laju tusukannya.
(reuters/yns)