Lawan Terorisme, Rusia-Barat Diminta Kesampingkan Perbedaan

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 19 Nov 2015 05:07 WIB
PM Rusia, Dmitry Medvedev menilai cara terbaik melawan terorisme adalah Moskow dan Barat mengesampingkan perbedaan dan berjuang bersama.
PM Rusia, Dmitry Medvedev menilai cara terbaik melawan terorisme adalah Moskow dan Barat mengesampingkan perbedaan dan berjuang bersama. (Reuters/Dmitry Astakhov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev menyatakan pada Rabu (18/11) bahwa negaranya mampu mengalahkan terorisme tanpa bantuan pihak luar. Namun, Medvedev menilai pilihan terbaik adalah Moskow dan negara-negara Barat mengesampingkan segala perbedaan dan berjuang bersama-sama.

Medvedev mengatakan sikap Barat yang memboikot Rusia tampak "aneh," menyusul serangan militan di Paris pekan lalu dan pengeboman pesawat Rusia di Mesir pada 31 Oktober lalu.

"Serangan teror kepada pesawat kami dan serangan teror di Paris telah mempertajam agenda politik global," kata Medvedev, pada pertemuan puncak negara-negara Asia-Pasifik di Manila, Filipina, dikutip dari Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perang ini ditujukan terhadap seluruh dunia beradab. Ancaman tersebut global dan, sayangnya, nyata . Jadi sikap beberapa negara Barat terhadap Rusia terlihat aneh," kata Medvedev, sembari menambahkan pemikiran Barat terhadap Moskow sangat sempit.

"Saya percaya kita harus bersama-sama di pertempuran ini," kata Medvedev.

Baik Rusia maupun Amerika Serikat meluncurkan kampanye serangan udara masing-masing untuk menggempur markas ISIS di Suriah. Meski demikian, terdapat sejumlah laporan bahwa Rusia hanya berfokus menargetkan rival Presiden Suriah Bashar al-Assad, ketimbang menggempur ISIS.

AS dan Rusia juga masih tetap berbeda pendangan terkait apakah Assad harus lengser dari kepemimpinan untuk menyelesaikan konflik di Suriah.

"Kami masih berbeda pandangan atas isu yang terkait Assad. Namun, kami mengandalkan pada proses politik itu sendiri, yang dipimpin oleh orang-orang Suriah, di mana itu akan membawa masalah ini maju, dan memungkinkan warga Suriah bernegosiasi dengan warga Suriah, dan pada akhirnya bisa mengakhiri masa-masa mengerikan ini," kata Menteri Luar Negeri AS John Kerry, pada Minggu (15/11).

Sebelumnya, dalam sebuah wawancara, Putin menunjukkan rasa frustrasinya karena Amerika Serikat berulang kali menolak tawaran Rusia untuk berkoordinasi dalam melancarkan serangan udara di Suriah.

Pemerintah Rusia telah menawarkan selama berminggu-minggu kepada pemerintah Amerika Serikat untuk berbagi intelijen serta berkoordinasi dalam menyasar ISIS. Namun, pemerintah Amerika Serikat menolak tawaran itu.

"Kita perlu segera mengakhiri konflik antara negara Barat dan Rusia atas Ukraina," kata Sergey Markov, loyalis Putin. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER