Presiden AS Ikuti Perkembangan Sandera Mali

CNN Indonesia
Jumat, 20 Nov 2015 18:36 WIB
Presiden Amerika Serikat yang sedang berada di Kuala Lumpur terus mengikuti perkembangan penyanderaan 170 tamu hotel mewah di ibukota Mali, Bamako.
Gerakan Islamis yang terkait dengan al Kaidah sempat menguasai Mali Utara pada 2012. (Reuters/Adama Diarra)
Bamako, Mali, CNN Indonesia -- Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan Presiden Barack Obama meminta tim penasehatnya untuk terus menginformasikan perkembangan terkait serangan dan penyanderaan di hotel mewah Mali.

Obama kini tengah berada di Malaysia untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi ASEAN, dan telah berbicara dengan Penasehat Keamanan Nasional Susan Rice mengenai peristiwa di Mali yang terjadi pada Jumat (20/11) ini.

Pihak berwenang Mali mengatakan kelompok bersenjata ini menyandera 170 orang pada Jumat (20/11), dan bergerak dari satu lantai ke lantai lain dan kini berada di lantai tujuh hotel Raddison Blu di Bamako.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sumber-sumber keamanan Mali mengatakan hingga 10 orang bersenjata menyerbu gedung hotel sambil menembakkan senjata dan berteriak “Allahu Akbar”.

Sementara perusahaan yang mengelola hotel itu, Rezidor Group, mengatakan menerima informasi bahwa hanya ada dua orang bersenjata.

Saksi mata di sekitar hotel mengatakan polisi telah mengepung dan menutup jalan menuju lokasi gedung hotel ini.

Pihak berwajib Mali mengatakan sejumlah sandera telah dibebaskan setelah dipaksa mengucapkan ayat suci Alquran.

Serangan ini terjadi hanya seminggu setelah terjadi serangan berdarah di Paris yang menewaskan 129 orang, yang diklaim dilakukan oleh ISIS. 

Sementara itu sumber yang dekat dengan Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan terdapat sejumlah warga negara itu yang disandera.

“Kami masih menunggu informasi pasti untuk diperiksa ulang. Ada warga Perancis di sana. Presiden mengikuti perkembangan situasi ini dengan seksama,” ujar sumber kantor kepresidenan seperti dikutip kantor berita Reuters.

Kantor berita pemerintah China Xinhua menyebutkan terdapat beberapa wisatawan asal negeri itu yang terperangkap di dalam hotel.

Seorang pejabat pemerintah Turki mengatakan enam pegawai maskapai penerbangan Turkish Airlines juga berada di hotel mewah itu.

Identitas penyerang hingga kini masih belum diketahui.

Sepanjang tahun 2012, Mali Utara diduduki oleh para pejuang Islamis yang sebagian memiliki ikatan dengan al Kaidah. Meski mereka telah dipukur mundur melalui operasi militer pimpinan Perancis, kekerasan sporadis di wilayah itu masih terjadi.

Satu kelompok Islamis mengklaim bertanggung jawab atas kematian lima orang setelah terjadi serangan ke satu restoran yang populer di kalangan warga asing pada Maret lalu. (reuters/yns)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER