Jakarta, CNN Indonesia -- Pascateror Paris pada 13 November lalu, Amerika Serikat mengeluarkan peringatan perjalanan global bagi warganya karena "peningkatan ancaman teroris" pada Senin (23/11).
Sementara itu, perburuan besar tengah berlangsung di Perancis dan Belgia demi mendapatkan Saleh Abdeslam, pria kelahiran Belgia terduga otak penembakan dan pengeboman Paris yang diklaim oleh kelompok militan ISIS, menewaskan setidaknya 130 orang.
"Informasi saat ini menunjukkan bahwa ISIS, al-Qaidah, Boko Haram, dan kelompok teroris lainnya berencana melakukan serangan di berbagai wilayah," ujar penasihat Kementerian Luar Negeri AS, merujuk pada serangan di Denmark, Perancis, Mali, Nigeria, dan Turki belum lama ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Channel NewsAsia, ia menambahkan bahwa "warga AS mesti waspada di tempat umum atau saat menggunakan transportasi.”
Dirinya juga menyarankan warganya untuk tidak berada di tengah kerumunan dan "berhati-hati khususnya saat musim libur."
Terkait sejumlah serangan di negara-negara yang disebut tadi, AS turut memperingatkan ancaman serangan oleh perorangan yang bukan dari kelompok teroris, namun terinspirasi oleh mereka.
Menurut peringatan yang tertanggal hingga 24 Februari tersebut, "kemungkinan serangan teror akan berlanjut seiring kepulangan anggota ISIS dari Suriah dan Irak,” maksudnya pejuang asing yang pulang ke negaranya setelah berperang bersama ISIS di Timur Tengah.
"Ekstremis telah menargetkan kegiatan olahraga besar, teater, pasar, dan layanan penerbangan," bunyi peringatan itu.
Kemlu AS tidak jarang mengeluarkan peringatan wisata terhadap negara tertentu, namun peringatan wisata sedunia yang dipicu rangkaian serangan teror seperti ini belum pernah dilakukan sebelumnya.
"Serangan baru bisa jadi menggunakan beragam taktik, dengan senjata konvensional atau nonkonvensional, dan menyasar baik kepentingan resmi maupun pribadi."
[Gambas:Video CNN] (stu)