Jakarta, CNN Indonesia -- Kandidat bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump mengejek pidato Presiden Barack Obama pada Minggu (6/12) yang mengecam "aksi terorisme" dalam penembakan di fasilitas penyandang disabilitas di San Bernardino, California.
Dalam pidato yang jarang diluncurkannya, Obama mendesak Kongres untuk mengadopsi pembatasan baru terhadap senapan laras panjang dan melarang warga yang termasuk dalam daftar larangan untuk membeli senapan mereka di toko penjual senjata legal.
Selain itu, Obama juga mendesak agar warga Amerika melawan terorisme dengan bergaul dengan semua Muslim. Meski demikian, dalam pidatonya Obama sempat menyebutkan bahwa di beberapa komunitas, ekstremisme merupakan "masalah nyata yang harus dihadai setiap Muslim tanpa alasan."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesaat setelah pidato Obama usai, Trump dengan singkat mencuitkan, "Sudah, hanya itu saja? Kita butuh Presiden baru-dengan cepat!," dikutip dari
CNN.
Dalam cuitan lainnya, taipan real-estate Amerika ini menyebut dirinya maklum Obama membaca pidatonya melalui teleprompter. Namun, Trump lagi-lagi menyindir soal desakan Obama terhadap hak kepemilikan senjata yang diatur dalam Amandemen Kedua AS.
Tak hanya Trump, sejumlah kandidat bakal calon presiden ikut bereaksi soal respon Obama terhadap tragedi ini. Ben Carson, kandidat calon presiden dari Partai Republik menilai pidato Obama tersebut "aneh."
"Deklarasi Presiden Obama pada malam ini yang menyebutkan bahwa kebijakan-kebijakannya tengah bekerja sangat aneh," kata Carson dalam sebuah pernyataan.
"Aneh bahwa butuh empat hari untuk merespon serangan dan bahkan lebih aneh lagi bahwa serangan yang terjadi di negara kita adalah bukti bahwa kebijakannya sedang berjalan," tutur Carson.
Dalam sebuah pernyataan, Carson memaparkan bahwa desakan Obama untuk memperketat undang-undang kepemilikan senjata adalah respon yang "tidak jitu" untuk mencegah tindakan teror di San Bernardino.
"Mengesampingkan absurditas yang banyak dijumpai, warga Amerika yang taat hukum kerap kali keliru dianggap termasuk dalam daftar warga yang dilarang terbang," ujar Carson.
Sementara, senator Florida, Marco Rubio juga mengatakan bahwa pidato Obama merupakan pernyataan yang "sinis" terkait dengan imbauan warga Amerika untuk tidak mendiskriminasikan Muslim.
"Mana buktinya bahwa kita mendiskriminasi Muslim secara luas?" ujar Rubio, yang juga mengecam seruan Obama atas pengendalian senjata.
"Gagasan bahwa jihadis radikal yang termasuk dalam daftar larangan terbang akan berjalan ke sebuah toko senjata lokal untuk membeli pistol sangat tidak masuk akal," kata Rubio.
Hingga saat ini, sejumlah kandidat bakal calon presiden lain, seperti Hillary Clinton, Bernie Sanders dan Martin O'Malley, belum memberikan komentarnya terkait pidato Obama.
Obama dalam pidatonya menyatakan bahwa dua pelaku serangan, yaitu Tashfeen Malik, 29, dan suaminya Syed Rizwan Farook, 28, telah "terjerumus di jalan gelap radikalisasi" dan menganut "versi yang sesat dalam Islam" yang menyerukan perang dengan Amerika dan negara Barat.
Malik dan Farook sendiri tidak pernah masuk dalam daftar pengawasan teroris. Senapan laras panjang yang mereka gunakan juga dibeli secara sah. Polisi menemukan ribuan amunisi, bom pipa, dan beberapa senjata api lainnya di rumah tersangka.
(ama)