Jakarta, CNN Indonesia -- Puisi bisa jadi alat propaganda dan rekrut bagi kelompok bersenjata di Timur Tengah. Hal ini karena kebudayaan dan tradisi Arab yang lekat dengan karya sastra.
Hal ini disampaikan oleh Elisabeth Kendall, akademisi Universitas Oxford dalam buku terbarunya "Twenty First Century Jihad", dikutip The Guardian, Selasa (29/12).
"Kekuatan puisi untuk menggugah emosi para pendengar dan pembaca di Arab, untuk memasuki alam bawah sadar mereka dan menciptakan aura tradisi, keaslian dan legitimasi seputar ideologi untuk menjadikannya senjata sempurna bagi dasar jihad militan," tulis Kendall.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puisi ini diterbitkan di berbagai publikasi Al-Qaidah. Kendall menuliskan, Osama bin Laden, pernah membuat syair soal pengeboman kapal perang USS Cole yang menewaskan 17 orang dan membacakannya di pernikahan putranya.
Menurut Kendall, puisi telah mendarah daging di kalangan warga Arab. Bahkan stasiun televisi Abu Dhabi pernah membuat sebuah kontes bernama Millions Poet, semacam American Idol-nya puisi, dan berhasil menarik banyak penonton. Kendall mengatakan, sifat puitis warga Arab dipengaruhi oleh gaya bahasa dalam Al-Quran yang indah dan seperti syair.
Penelitian Kendall ini didasarkan pada survei kepada sekitar 2.000 warga di wilayah Mahra, Yaman, soal pentingnya puisi bagi kehidupan mereka. "Sebanyak 74 persen responden meyakini puisi 'penting' dan 'sangat penting' bagi kebudayaan mereka," kata Kendall.
Di YouTube, puisi digunakan sebagai latar suara bagi video-video perang dan perjuangan, di antaranya pelatihan jihadis, penderitaan warga Irak atau anak-anak Gaza.
Dia mengutip beberapa lirik puisi mujahidin di internet yang berisikan ajakan perjuangan. "Saya akan mengencangkan sabuk peledak. Saya akan melesat seperti petir," bunyi sedikit kutipan dari puisi tersebut.
Professor Flagg Miller, penulis buku "Audacious Ascetic" yang meneliti rekaman pidato Bin Laden, setuju dengan temuan Kendall. Dia mengatakan bahwa para militan menggunakan puisi untuk memperindah pemikiran radikal mereka.
"Puisi adalah cara menyampaikan sesuatu yang tidak bisa dikatakan dalam istilah umum," kata Miller.
(ama)