Jakarta, CNN Indonesia -- Di penghujung 2015, kelompok militan ISIS mulai kewalahan menghadapi serangan udara koalisi Amerika Serikat ditambah pasukan darat rezim pemerintah dan militan lainnya di Suriah dan Irak. Wilayah kekuasaan mereka mulai menciut, walau tidak signifikan, namun membuktikan bahwa kelompok pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi ini bukan tidak bisa dikalahkan.
Lembaga think-tank IHS Jane dalam laporannya awal Desember lalu mengatakan wilayah ISIS berkurang hingga 14 persen dari awal tahun ini, saat Baghdadi belum lama mengumumkan kekhalifahan. Kota strategis seperti Tal Abyad yang berbatasan dengan Turki di Suriah, Tikrit dan kilang minyak Baiji di Irak telah direbut kembali. Terakhir, pada Minggu (27/12), ISIS juga berhasil diusir oleh tentara Irak dari Ramadi, ibu kota Provinsi Anbar, provinsi terbesar Irak. ISIS menggempur Ramadi pada Mei lalu.
ISIS yang menebar teror dengan pemahaman Islam yang sesat juga kehilangan bentangan jalan tol antara kota Raqqa di Suria dan Mosul di utara Irak. Kedua kota itu dianggap sebagai markas besar ISIS. Kehilangan dua kota ini berarti jalur pasokan mereka terganggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IHS Jane memperkirakan wilayah ISIS menyusut hampir 13 ribu km persegi, menjadi 78 ribu km persegi sejak awal tahun hingga 14 Desember. Kendati kehilangan wilayah strategis, namun ISIS berhasil menguasai kota penting lainnya, yaitu Palmyra di Suriah, salah satu kota paling bersejarah dunia. Di sini, ISIS menghancurkan banyak peninggalan sejarah berusia ribuan tahun.
ISIS menghadapi serangan dari banyak sisi. Di udara, jet tempur koalisi Amerika Serikat yang terdiri dari negara-negara Eropa dan Arab menggempur. Sementara di darat, ada pasukan Kurdi yang semakin kuat pengaruhnya di Irak Utara dan Suriah, kelompok oposisi anti-Bashar al-Assad yang berseberangan dengan ISIS, kelompok militan Syiah dan koalisi Arab.
Presiden AS Barack Obama awal Desember lalu mengatakan bahwa ISIS kehilangan 40 persen wilayahnya di Irak berkat serangan koalisi udara mereka. Di 2016 mendatang, Obama memerintahkan peningkatan serangan udara dan pasukan operasi khusus. Obama juga menurunkan banyak pasukan pelatih bagi tentara Irak dan militan moderat Suriah.
Serangan udara AS selain mengobrak-abrik wilayah ISIS juga menewaskan banyak komandan militer mereka. Baghdadi sendiri dirumorkan terluka, atau bahkan tewas, namun berita ini belum bisa dikonfirmasi kebenarannya.
"Sejak musim semi tahun ini, kami berhasil menewaskan Abu Sayyaf, salah satu pemimpin ISIL; Haji Mutaz, komandan kedua ISIL; Junaid Hussain, perekrut online nomor satu; Mohammed Emwazi, yang membunuh warga Amerika dan lainnya dengan brutal; dan dalam beberapa pekan terakhir, kepala keuangan ISIL Abu Saleh; Abu Maryam; dan penyelundup senjara Abu Rahman al-Tunisi," ujar Obama, menggunakan nama lain ISIS, ISIL, seperti dikutip Reuters.
"Daftarnya terus bertambah. Kami akan mengincar ISIL di markas mereka di Raqqah, hingga ke Libya, kami membunuh Abu Nabil, pemimpin ISIL di sana. Intinya adalah, pemimpin ISIL tidak bisa bersembunyi lagi dan pesan kami untuk mereka sederhana: Kalian berikutnya," lanjut Obama lagi.
Seluas BelgiaISIS merupakan pecahan al-Qaidah yang berkembang dalam perang di Irak lalu menyebar ke Suriah saat terjadi perang sipil. Abu Bakar al-Baghdadi mengumumkan berdirinya khilafah dan mengklaim diri sebagai khalifah, mengubah nama ISIS menjadi Islamic State, negara Islam atau IS. Langkah Baghdadi ditentang seluruh negara Islam di dunia, karena dianggap tidak sesuai dengan Syariat Islam.
Sebelum mengumumkan khilafah, tiga pekan sebelumnya, ISIS dengan mudah menguasai Mosul dari tentara Irak. Sejak klaim berdirinya ISIS, banyak pendukung al-Qaidah dan militan lainnya di Irak dan Suriah berbaiat pada Baghdadi.
 Wilayah ISIS berkurang 14 persen di akhir tahun 2015. (https://twitter.com/siteintelgroup/media) |
Belakangan simpatisan ISIS bermunculan di berbagai negara dan menebar teror di Afrika, Timur Tengah, Asia, Eropa dan Amerika. Hal ini berkat kepiawaian mereka bermain propaganda di media sosial. CIA memperkirakan, kekuataan ISIS saat ini berjumlah 31 ribu orang, lembaga lain bahkan memprediksi lebih banyak lagi.
CNN menuliskan, di tahun 2014, ISIS menguasai wilayah seluas lebih dari 88 ribu km persegi di Irak dan Suriah, dari pesisir Mediterania hingga selatan Baghdad, menghapuskan batas dua negara.
Februari 2015 lalu, Ketua Komisi Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat, Michael T. McCaul, mengatakan bahwa kekuasaan ISIS meluas, hingga setara luas wilayah Belgia. ISIS juga mengatur kehidupan 11 juta orang di dalamnya, menarik miliaran dolar dari pajak, penjualan minyak ilegal dan pemerasan.
Salah satu pertempuran melawan ISIS yang terbesar terjadi selama berbulan-bulan di Kobani, Suriah, menewaskan 1.600 orang, pada November 2014. ISIS terusir dan pasukan Kurdi menguasai 90 persen kota tersebut. Militan Syiah merebut Tikrit dari ISIS pada April 2015. Tikrit merupakan salah satu kota pertama yang dikuasai ISIS.
Awal November lalu, ISIS menguasai kota Maheen di provinsi Homs. Kota ini sangat strategis karena terletak hanya 20 kilometer dari jalan utama yang menghubungkan ibu kota Suriah, Damaskus, dengan kota-kota di utara, termasuk Homs.
Dengan menguasai kota Palmyra dan Al-Qaryatain, ISIS memiliki basis yang kuat di utara dan timur Suriah. ISIS juga menguasai wilayah dari Palmyra hingga perbatasan Suriah-Irak dan garis depan Suriah-Yordania.
Provinsi ISISIbu kota ISIS adalah Raqqa di Suriah, namun militan ini juga menjadikan Mosul di Irak sebagai kota utama mereka. ISIS membagi wilayah kekuasaannya menjadi beberapa provinsi di luar Irak dan Suriah atau yang disebut "wilayah."
ISIS bukanlah kelompok militan sembarangan. Sebuah bocoran dokumen yang dikutip The Guardian menunjukkan bahwa
ISIS serius membangun sebuah negara. Dalam dokumen berjudul Prinsip Pemerintahan Negara Islam yang ditulis Juni 2014 itu diatur soal pembentukan beberapa kementerian, seperti kesehatan, pendidikan, perdagangan, komunikasi dan lapangan pekerjaan.
Ditulis oleh seorang warga Mesir bernama Abu Abdullah sesaat setelah Abu Bakar al-Baghdadi mengumumkan kekhalifahan, dokumen itu juga memuat soal sistem pendidikan, pengaturan sumber daya alam, industri, hubungan luar negeri, hubungan masyarakat dan kamp pelatihan militer.
ISIS mengatur wilayah secara ketat. Ada prosedur yang harus dipenuhi agar sebuah daerah bisa menjadi wilayah ISIS. Di antaranya, seperti yang diberitakan International Business Times, wilayah harus memiliki fungsi strategis bagi ISIS, yaitu menerapkan syariat Islam dengan ketat. Proses ini rumit dan panjang. Itulah mengapa beberapa kelompok militan yang telah berbaiat pada Baghdadi belum biasa mencanangkan daerah mereka sebagai wilayah.
"Kebijakan Negara Islam [ISIS] sudah dikenal. IS tidak memberi izin setiap orang atau kelompok untuk mengumumkan wilayah atau menyebut diri mereka sebagai pejabat yang mewakili kepemimpinan IS sampai proses telah dilakukan," ujar ISIS melalui majalah propaganda mereka, Dabiq.
 ISIS mendirikan wilayah di luar Suriah dan Irak. (https://twitter.com/siteintelgroup/media) |
Sistem wilayah ISIS berbeda dengan yang digunakan al-Qaidah di masalah lalu. Kelompok loyalis al-Qaidah akan beroperasi bersama dengan kekuatan pusat untuk membantu dalam menyerang kepentingan Barat. Sementara wilayah ISIS beroperasi dengan perintah dari kepimimpinan pusat dalam melakukan serangan, rekrutmen dan memerintah di wilayah tersebut sebagai bagian dari misi menyatukan wilayah ekspansi kekhalifahan.
November tahun lalu lalu, Baghdadi muncul dalam sebuah rekaman audio, sekaligus menunjukkan bahwa dia masih hidup. Dalam rekaman itu, Baghdadi menerima baiat dari wilayat di luar Irak dan Suriah, mengumumkan perluasan khalifah menjadi tujuh wilayat di Yaman, Arab Saudi, Aljazair, Libya dan Semenanjung Sinai di Mesir.
Jaksa Agung Australia George Brandis Desember ini mengatakan bahwa
Indonesia tengah diincar ISIS untuk dijadikan salah satu wilayah kekhalifahan mereka. Australia khawatir, mereka akan jadi target serangan jika ISIS menjamur di Indonesia. Namun menurut Kepala Polri Badrodin Haiti,
ISIS tidak akan bisa menyentuh kedaulatan Indonesia.Setelah wilayah diakui oleh jajaran pusat ISIS, langkah berikutnya adalah mengumumkannya ke publik. Caranya beragam. Kelompok militan Jund al-Khilafa di Aljazair yang berbaiat pada ISIS mengumumkan wilayah mreka dengan mempublikasi video eksekusi, sementara Dewan Remaja Syuro di Libya, yang menguasai kota Derna, melakukan aksi di jalanan. Aksi itu direkam dan dibagikan di berbagai sosial media.
Tujuan publikasi ini adalah agar Baghdadi mendapatkan pengakuan sebagai pemimpin yang dianggap bisa mengembalikan kejayaan dunia Islam di masa lampau.
"Penting agar baiat diketahui bagi Muslim awam yang menganggap tindakan ini tidak biasa. Upaya ini, insya Allah, akan membuat kelompok-kelompok Islam menyingkirkan perbedaan dan berbaiat kepada Khalifah Ibrahim [Baghdadi]," tulis ISIS dalam majalah Dabiq edisi kedua.
ISIS baik-baik sajaISIS kehilangan 14 persen wilayahnya, membuat mereka tidak mampu lagi bergerak bebas. Mereka juga dihujani tembakan dari darat dan udara, namun belum juga musnah. Bahkan, pemimpin ISIS Baghdadi dalam rekaman audio pertamanya sejak Mei lalu mengatakan bahwa mereka masih bertahan dan serangan udara tidak mampu melemahkan mereka.
Baghdadi dalam audio itu juga membakar semangat para pengikut ISIS di seluruh dunia. Tidak bisa diketahui apakah itu suara asli Baghdadi atau bukan.
"Yakinlah bahwa Allah akan memberi kemenangan bagi mereka yang menyembah-Nya, dan dengarlah kabar baik ini, negara kita baik-baik saja. Semakin keras perlawanan terhadap kita, semakin murni dan kuat perjuangan kita," kata Baghdadi.
Pengamat mengatakan ISIS masih akan bertahan di tahun 2016 dan perjuangan mengalahkannya akan menjadi pertempuran panjang kendati wilayah mereka berkurang.
"Mereka masih bertahan. Mereka masih ikut dalam 'permainan'," kata Matthew Henman, kepala lembaga IHS Jane's Terrorism and Insurgency Center.
Menurut Henman, ISIS masih menguasai wilayah yang sangat penting di Suriah dan Irak. Sebut saja Fallujah, Ramadi, Mosul, Raqqa dan Palmyra yang masih dalam genggaman ISIS.
Kehilangan satu wilayah tidak berarti apa-apa bagi ISIS. Jika pun ISIS kehilangan semua wilayah mereka, lanjut Henman, kelompok ini tetap akan melakukan operasi pemberontakan, seperti yang sebelumnya mreka lakukan di Libya, Yaman, Arab Saudi, Pakistan, Mesir dan Afghanistan. Perlu dicatat, banyak anggota ISIS bekas tentara al-Qaidah yang biasa dalam pertempuran gerilya.
Tentara asing bisa saja menghancurkan wilayah ISIS, namun ideologi mereka masih akan tetap berkembang. "Ideologi tidak bisa dihancurkan dengan bom," kata Henman.
(stu)