Menlu Sebut 49 Negara Pastikan Hadiri KTT OKI di Jakarta

Utami Diah Kusumawati | CNN Indonesia
Rabu, 02 Mar 2016 15:55 WIB
Menlu RI Retno Marsudi mengungkapkan terdapat 49 negara anggota OK yang sudah mengonfirmasi kehadirannya KTT Luar Biasa OKI di Jakarta pada awal Maret.
Menlu RI Retno Marsudi mengungkapkan terdapat 49 negara anggota OK yang sudah mengonfirmasi kehadirannya KTT Luar Biasa OKI di Jakarta pada awal Maret. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan terdapat 49 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang sudah mengonfirmasi kehadirannya dalam pertemuan luar biasa di Jakarta pada 6 dan 7 Maret mendatang.

"KTT Luar Biasa OKI di Jakarta nantinya ada 56 negara anggota yang hadir di pembukaan. Sejauh ini sudah 49 negara menyatakan akan hadir," kata Retno di Kantor Staf Presiden, Rabu (2/3).

Retno menjelaskan KTT Luar Biasa OKI di Jakarta dilatarbelakangi dengan adanya keinginan Palestina agar persoalan negara tersebut dibahas khusus dalam sebuah Pertemuan Luar Biasa OKI. Usulan tersebut mendapatkan respon oleh negara-negara anggota OKI, dan Palestina secara khusus meminta Indonesia agar menjadi tuan rumah pertemuan tersebut.
"Pada bulan Desember saya bertemu dengan Menlu Palestina dan Sekjen OKI. Di sana muncul harapan adanya KTT Luar Biasa Palestina dan permintaan agar Indonesia sebagai tuan rumah. Isu ini kemudian diangkat kembali saat bertemu negara-negara OKI di Jeddah. Ternyata, tak satupun negara yang berkeberatan," kata Retno.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekretaris Jenderal OKI Iyad Ameen Madani kemudian mengirimkan undangan ke Presiden Joko Widodo. Retno menyatakan Jokowi pun kemudian mengirimkan undangan kepada 55 negara anggota untuk penyelenggaraan pertemuan Luar Biasa KTT OKI di Jakarta.

Mengenai kesediaan Indonesia sebagai tuan rumah, Retno menjelaskan bahwa Indonesia ingin meletakkan kembali isu Palestina dalam radar perhatian dunia internasional. Selain itu, Indonesia juga berharap adanya persatuan dari Palestina dan negara-negara OKI untuk mendukung penyelesaian masalah Palestina.

Oleh karena itu, Retno mengatakan bahwa KTT Luar Biasa OKI tahun di Jakarta akan menghasilkan dua dokumen, yakni dokumen resolusi dan political call negara anggota OKI soal isu Palestina. Political call tersebut, ujarnya, akan direalisasikan ke dalam sebuah deklarasi yang dinamakan Deklarasi Jakarta.

"Deklarasi ini hasilnya tindak lanjut dari political call. Kami akan berunding dengan negara anggota OKI untuk mempersiapkan hal praktis dan konkret yang bisa disepakati OKI sebagai tindak lanjut KTT OKI nantinya," kata Retno.

Sementara itu, Trias Kuncahyono, wartawan senior sekaligus pengamat isu Timur Tengah menilai penyelenggaraan KTT Luar Biasa OKI soal Palestina di Jakarta merupakan sebuah kehormatan bagi Indonesia.

Dia mengatakan perjuangan rakyat Palestina untuk meriah kemerdekaan akan terlupakan jika tidak ada pembahasan lebih lanjut lagi.

"Persoalan Palestina kini kalah oleh adanya persoalan Suriah dan pengungsi Eropa. Oleh karena itu, sebuah kehormatan untuk adakan KTT Luar Biasa OKI di sini, apalagi kubu Fatah dan Hamas sepakat diadakan di Jakarta," ujar Trias.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Multilateral Kemenlu RI, Hassan Kleib memaparkan dokumen resolusi yang akan dihasilkan pada KTT Luar Biasa OKI di Jakarta akan berisi konfirmasi kembali negara-negara OKI dengan fokus Palestina dan Yerusalem, yang menjadi lokasi Masjid al-Aqsa.

Sementara, dokumen deklarasi akan lebih padat dan singkat, berisi langkah konkret ke depan untuk menindaklanjuti hal-hal yang disepakati negara-negara OKI terkait Palestina dan Yerusalem.

Melalui dua dokumen ini, Hassan berharap KTT Luar Biasa OKI kali ini akan menghasilkan langkah-langkah konkret dalam upaya mendukung kedaulatan negara Palestina dan terciptanya solusi dua negara dengan Israel.

Selain negara anggota OKI, diundang pula negara-negara peninjau, yakni Afrika Tengah, Thailand, Bosnia Herzegovina dan Rusia.

Ada pula kuartet yang menjembatani perundingan damai Israel-Palestina, yakni Rusia, Amerika Serikat, PBB, dan Uni Eropa. Dalam kuartet ini, Indonesia diwakili oleh PBB sebagai anggota. (ama)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER