Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan Israel telah memicu konflik antar agama dengan menghancurkan situs suci umat Islam dan Kristen di Yerusalem untuk menyebarkan Yudaisme. Untuk itu Abbas menyerukan negara-negara Islam melindungi Yerusalem yang merupakan tempat Masjidil Aqsa berada.
Hal ini disampaikan Abbas dalam pidato pembukaan KTT Luar Biasa OKI soal Palestina di Jakarta, Senin (7/3), yang juga dihadiri Presiden RI Joko Widodo. Abbas mengatakan, Israel telah banyak melanggar hukum internasional dengan kebijakannya yang merusak bagi Palestina dalam lima dekade terakhir.
Israel, kata Abbas, menyebarkan "Yudaisme dengan menghancurkan identitas Arab Islam dan Kristen" serta menghancurkan kota Yerusalem dengan membangun permukiman Yahudi di semua sisi.
"Mereka ingin mengubah konflik ini menjadi konflik agama, dengan serangan oleh para pemukim Yahudi yang dilindungi Israel, tidak menghormati situs suci, terutama Masjidil Aqsa," kata Abbas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebijakan Israel juga menghancurkan perekonomian warga Palestina dan memberangus kemampuan masyarakat negara itu untuk berkembang, membangun negara serta merusak keamanan dan perdamaian di kawasan.
"Israel terus melakukan penjajahan ekonomi dengan menerapkan pajak yang besar, izin pembangunan dan investasi yang sulit, menghancurkan rumah dan melakukan penahanan, serta mencoba mengosongkan Al-Quds dari warga aslinya," lanjut Abbas.
Perdana Menteri Mesir yang merupakan ketua OKI ke-12, Sharif Ismail, mengatakan dalam kesempatan yang sama bahwa Yerusalem telah menjadi korban kebrutalan, penjajahan ekonomi, dan hancur akibat isolasi serta perombakan masjid suci Al-Aqsa.
"Saya menyerukan dukungan terhadap Yerusalem dalam menghadapi kebrutalan serangan akibat upaya Yudaisme Israel," kata Ismail.
KTT OKI kali ini akan menghasilkan resolusi dan deklarasi sebagai pembuka langkah konkret perdamaian Palestina. Resolusi dibentuk untuk memantapkan posisi OKI dalam mendukung Palestina, sementara deklarasi akan menjadi langkah konkret dalam mewujudkan perdamaian di kawasan tersebut.
Presiden RI Joko Widodo mengatakan OKI harus memainkan peranannya sebagai organisasi yang dibentuk sebagai imbas dari dibakarnya Masjidil Aqsa pada tahun 1969.
"OKI harus menjadi bagian dari solusi, dan bukan bagian dari masalah. Apabila OKI tidak bisa menjadi bagian dari solusi Palestina, maka keberadaan OKI menjadi tidak relevan lagi. Sekali lagi menjadi tidak relevan lagi," ujar Jokowi.
"Israel harus segera menghentikan aktivitas dan kebijakan ilegalnya di wilayah pendudukan. Indonesia dan Dunia Islam siap melakukan langkah-langkah konkret untuk terus mendesak Israel mengakhiri penjajahannya atas Palestina dan menghentikan kesewenang-wenangan di Al-Quds Al-Sharif," tegas Jokowi lagi.
(stu)