Penasihat Assad: Pasukan Rusia Dapat Kembali ke Suriah

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 16 Mar 2016 12:58 WIB
Salah seorang penasihat Presiden Suriah mengatakan bahwa pasukan udara Rusia masih dapat kembali ke negaranya meskipun sudah ditarik pada Senin (14/3).
Sejak bulan lalu, Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang merupakan sekutu Assad menyarankan agar pemimpin Suriah tersebut lebih fleksibel dalam perundingan damai di Jenewa. (Alexei Druzhinin/RIA Novosti/Kremlin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bouthaina Shaaban, salah seorang penasihat Presiden Suriah, Bashar al-Assad, mengatakan bahwa pasukan udara Rusia masih dapat kembali ke negaranya meskipun sudah ditarik pada Senin (14/3).

"Jika rekan Rusia menarik sebagian dari pasukannya, bukan berarti mereka tak dapat kembali," ujar Shaaban kepada stasiun televisi Libanon, al-Mayadeen TV, seperti dikutip Reuters.
Sejak bulan lalu, Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang merupakan sekutu Assad memang sudah menyarankan agar pemimpin Suriah tersebut lebih fleksibel dalam perundingan damai di Jenewa. Hingga kini, perundingan tersebut masih berkutat pada pembahasan apakah Assad harus lengser atau bertahan.

Beberapa spekulasi menyebutkan bahwa penarikan pasukan udara ini merupakan bentuk tekanan dari Rusia. Namun, Shabaan menampik anggapan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menghubungkan keputusan Rusia dan tekanan terhadap Damaskus sama sekali tak berdasar pada kebenaran. Rusia adalah sekutu dan rekan yang berbicara kepada kami dengan penuh hormat melalui konsultasi," ucap Shabaan.

Ia pun mengatakan bahwa pasukan Suriah memiliki kemampuan militer sendiri untuk mengatasi konflik yang ada.

"Tentara Suriah tak hanya dapat melakukan perkembangan yang ada selama ini, tapi juga bertempur di daerah-daerah baru untuk membebaskan sebanyak mungkin desa," tutur Shabaan.
Menurut Shabaan, upaya perdamaian Suriah juga harus didukung oleh semua pihak. Selain Rusia, komunitas internasional juga harus menghentikan pasokan bantuan militer kepada faksi-faksi pemberontak yang melawan pemerintah Suriah.

"Bola kini bergulir ke Amerika Serikat dan langkah selanjutnya adalah tekanan AS kepada Turki dan Arab Saudi untuk berhenti mendanai teroris dan menghentikan pasokan senjata. Sangat mungkin untuk menutup perbatasan dan menghentikan arus tentara bayaran," katanya. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER