Jakarta, CNN Indonesia -- Militan senior ISIS yang disebut-sebut sebagai "Menteri Perang" dari kelompok militan itu, Omar al-Shishani, akhirnya dinyatakan meninggal dunia dalam sebuah serangan udara oleh Amerika Serikat.
Seperti dilansir
The Independent, kabar mengenai tewasnya Shishani ini sempat simpang siur. Pekan lalu, seorang pejabat AS mengatakan bahwa Shishani memang terluka parah dalam serangan udara tersebut hingga akhirnya tewas.
Namun, kelompok pemantau Syrian Observatory for Human Rights mengatakan bahwa Shishani memang terluka dalam serangan udara tersebut, tapi tidak tewas.
Kini, seorang pejabat AS kembali memberikan konfirmasi bahwa Shishani tewas akibat serangan udara itu. Pejabat ini mengatakan bahwa Shishani tewas bersama 12 militan ISIS lainnya ketika sedang mengadakan rapat bersama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Posisi Shishani di dalam struktur organisasi ISIS memang dianggap sangat penting sebagai komandan paling senior. AS menawarkan US$5 juta untuk informasi mengenai Shishani.
Lahir pada 1986 di Chechnya, Shishani kemudian menjadi seorang pemberontak yang melawan Rusia pada 2006, hingga akhirnya militer Georgia menyerang mereka pada 2008.
Menurut seorang peneliti dari Middle East Forum, Aymenn Jawa al-Tamimi, Shishani kemudian hijrah ke Suriah pada 2012 untuk menjadi militan asing ISIS.
Hingga akhir hidupnya, Shishani diyakini memiliki kedekatan dengan pemimpin tertinggi ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi meskipun tak mendapatkan posisi elite politik yang mengontrol kelompok teror tersebut.
(ama)