Jakarta, CNN Indonesia -- Kanada akan mulai berkampanye untuk memperebutkan kursi keanggotaan tidak tetap di Dewan Keamanan PBB periode 2021-2022. Rencana ini diungkapkan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, dalam upaya untuk memperbaiki hubungan dengan PBB.
DK PBB terdiri dari lima negara anggota tetap dan 10 negara anggota tidak tetap. Negara anggota tetap DK PBB terdiri dari China, Perancis, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat. Sementara, negara anggota tidak tetap dipilih dalam Sidang Umum PBB setiap tahun. Kanada sendiri sudah enam kali menjabat sebagai anggota tidak tetap dalam DK PBB.
Namun pada 2010, Kanada yang dipimpin oleh mantan perdana menteri beraliran konservatif, Stepehen Harper, kalah dalam pemilihan untuk menjadi negara anggota tidak tetap DK PBB. Harper kala itu lebih menyukai pendekatan diplomasi unilateral.
"Melindungi masyarakat yang rentan, memimpin di panggung dunia dan terlibat dalam beberapa tantangan terbesar di era ini. Inilah Kanada saat ini. Inilah cara kita membangun masa depan dunia," kata Trudeau kepada wartawan dan diplomat saat mengunjungi PBB di New York, Rabu (16/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kanada akan bersaing dengan Irlandia dan Norwegia untuk dua kursi anggota tidak tetap DK PBB. Sebanyak 193 negara anggota Majelis Umum PBB akan melangsungkan
voting pada 2020 untuk memilih negara mana saja yang akan menjabat sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 2021-2020.
"Masa jabatan kami sebelumnya berakhir tahun 2000. Dengan komitmen baru untuk perdamaian dan keamanan internasional, sekarang waktunya kami kembali," ujar Trudeau.
Pemerintah Liberal yang baru berkuasa, lanjut Trudeau, bertekad untuk merevitalisasi peran bersejarah Kanada sebagai negara kunci yang berkontribusi kepada penjaga perdamaian PBB. Ottawa akan menawarkan tentara dan polisi serta mendukung upaya memperkuat masyarakat sipil.
Pejabat Perdamaian PBB mengungkapkan Kanada dapat memberikan kontribusi besar, seperti tentara berbahasa Perancis, petugas polisi serta sejumlah pakar di berbagai bidang.
"Mengingat kemampuan kami yang terbatas, ini bukan soal seberapa besar kami berkontribusi, tetapi melalui kualitas keterlibatan kami," ujar Trudeau, sembari menambahkan terlalu dini untuk mengungkapkan apa yang akan ditawarkan Kanada.
Para pakar luar negeri menilai kegagalan Kanada pada 2010 adalah akibat kampanye yang setengah-setengah dan sejumlah kebijakan luar negeri Kanada, seperti kebijakan pro-Israel di Timur Tengah dan pengurangan bantuan untuk negara-negara miskin di Afrika.
Pemerintahan Kanada yang liberal di bawah kepemimpinan Trudeau mulai berkuasa pada November lalu, menjatuhkan pemerintahan Harper yang beraliran konservatif yang telah sembilan tahun berkuasa.
Trudeau juga dijadwalkan bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon pada Rabu.
(ama)