Sebanyak 25 Ribu Topi Rajut Sambut Pengungsi Suriah di Kanada

Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 23 Des 2015 11:02 WIB
Warga Quebec menggagas gerakan membuat 25 ribu topi rajut untuk menyambut 25 ribu pengungsi Suriah yang tiba di Kanada hingga Februari tahun depan.
Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang perempuan asal Quebec, Kanada, menggagas gerakan membuat 25 ribu topi rajut untuk menyambut 25 ribu pengungsi asal Suriah yang datang ke negaranya hingga akhir Februari mendatang.

Awalnya, Danielle Letourneau memiliki ide hanya untuk mengajak teman-teman Facebook-nya merajut sebanyak mungkin topi bagi pengungsi yang mulai berdatangan di tengah musim dingin di Kanada.

Rencana itu ternyata disambut dengan antusias, dan Letourneau kini akhirnya meminta warga Kanada membantunya membuat 25 ribu topi rajut yang dalam bahasa lokal disebut tuque.
“Kami memberi topi baru untuk setiap anak yang baru lahir, dan menurut saya ini adalah hal yang normal dilakukan ketika seseorang datang kesini,” kata Letourneau kepada televisi Kanada, CTV News. “Mereka akan memulai awal yang baru jadi mereka butuh topi seperti halnya seorang bayi.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Letourneau mengaku idenya muncul setelah mendengar tentangan terhadap rencana pemerintah pusat untuk membawa pengungsi masuk ke Kanada beberapa hari setelah serangan teror di Paris yang menewaskan 130 orang bulan lalu.

Ia ingin menangkal semua hal negatif itu dan ingin menunjukkan kepada para pendatang baru bahwa mereka disambut di Kanada.
Dan benar saja, idenya disambut banyak warga Kanada.

“Warga benar-benar menggunakan kesempatan ini untuk menunjukkan siapa mereka sebagai warga Quebec, bahwa mereka betul-betul menyambut pendatang,” kata Lisa Di Fruscia, yang memiliki toko peralatan merajut.

Namun tak lama kemudian, donasi mulai berdatangan dari seluruh Kanada, bahkan dari banyak negara lain.

Hingga berita ini dimuat di CTV pada 15 Desember lalu, Letourneau sudah mengumpulkan 3.000 topi rajut.

Gelombang pertama pengungsi yang tiba di Montreal pada awal Desember lalu.

“Ini adalah negara yang dingin. Kita harus menghangatkan diri, dan jika kita bekerja sama untuk itu, ini akan berhasil,” kata Rima Naim, ketua tim dari dari Palang Merah Kanada yang bertugas membagikan topi itu kepada pengungsi.
(stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER