Bahas Penanganan Imigran, Menlu Australia Akan ke Indonesia

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 17 Mar 2016 14:07 WIB
Menlu Australia dijadwalkan menyambangi Indonesia pekan depan membahas persiapan Konferensi Bali Process mengenai imigran.
Menlu RI Retno Marsudi, akan bertemu dengan Menlu Australia, Julie Bishop, di Jakarta pada Senin (21/3) mendatang. (Slaven Vlasic/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Lestari Priansari Marsudi, akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, di Jakarta pada Senin (21/3) mendatang dengan agenda pembahasan utama persiapan Konferensi Bali Process mengenai imigran.

"Menlu akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Julie Bishop di Jakarta yang bertujuan membahas persiapan terakhir sebelum kedua menteri jadi co-chair BRMC [Ministerial Conference of the Bali Process on People Smuggling, Trafficking In Persons and Related Transnational Crime]," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (17/3).
Konferensi yang akan diselenggarakan di Bali pada 22-23 Maret tersebut secara garis besar akan membahas masalah penanganan imigran. Isu ini dianggap begitu penting karena berdampak pada situasi keamanan di kawasan Asia Pasifik.

Sebelumnya, Indonesia pernah melontarkan protes terhadap kebijakan "zero entry" Australia dalam menangani imigran yang mulai membanjiri negaranya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri, Hasan Kleib, di bawah kebijakan tersebut, Australia tidak bisa lagi menerima imigran. Para pencari suaka tersebut lantas ditampung di pusat-pusat penanganan tepi laut dan kerap mendapat perlakuan tak adil.

Hasan mengatakan, Indonesia menghargai kebijakan dalam negeri Australia. Namun, Hasan menganggap kebijakan tersebut juga membawa dampak pada keadaan di kawasan regional Asia Pasifik.

Pasalnya, sebagian imigran yang tak tahan di pusat penampungan akhirnya bergerak kembali ke negara-negara persinggahan, termasuk Indonesia. Sementara itu, Indonesia sendiri masih menampung 13 ribu imigran yang belum jelas nasibnya.
Namun menurut Arrmanatha, kedua menlu ini tak akan membahas upaya penanganan imigran yang tertuju pada negara tertentu.

"Kami akan membahas persiapan BRMC dan menekankan penanganan secara regional, baik dari negara asal bagaimana maupun tujuan dan lain-lain secara kawasan," ucap Arrmanatha.

Menurut Arrmanatha, konferensi ini nantinya menghasilkan dua dokumen, yaitu Co-chair Statement dan Bali Process Ministerial Declaration.

"Co-chair Statement akan merefleksikan apa yang telah disepakati. Deklarasi sendiri berisi langkah konkret yang akan diambil bersama. Isinya mengenai koordinasi, harus melakukan apa, dan sebagainya," tutur Arrmanatha. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER