Jakarta, CNN Indonesia -- Selandia Baru, ternyata sedang menghadapi “masalah” baru, yakni kekurangan kronis pasokan ganja.
Situasi ini pertama kali dilaporkan oleh Don Rowe, penulis dari
The Spinoff. Ia menulis bahwa zat ilegal yang paling tenar di Selandia Baru itu “hampir tak dapat diperoleh dalam jumlah memadai saat ini.”
"Salahkan polisi, geng, cuaca atau siklus rata-rata pertumbuhan tanaman ganja; tak peduli mana yang kamu pilih, ganja tak ada di luar sana,” tulisnya.
Warga Selandia Baru dikenal kerap mengonsumsi ganja.
The Guardian melaporkan bahwa sebanyak 42 persen dari penduduk dewasa di atas 15 tahun pernah mencoba ganja. Padahal, hukum negara itu melarang konsumsi ganja; denda sebebsar NZ$500 atas kepemilikan ganja, hingga hukuman dua sampai 14 tahun penjara jika kedapatan menanam, membudidaya, menyediakan atau mengolah ganja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rata-rata yang mengonsumsi ganja adalah mereka yang berumur 15 sampai 24 tahun, khususnya pria.
Rowe melaporkan harga ganja juga melonjak naik, per ons biasanya berkisar antara NZ$300 (Rp2,6 juta) sampai NZ$350 (Rp3 juta), kini dijual "lebih dari NZ$400 dalam kasus tertentu."
Awal bulan ini, 9.000 tanaman ganja diamankan oleh polisi dalam operasi tahunan di Pulau Selatan dan pantai barat. Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu sebanyak 4.000 ganja. Sebanyak 13 orang menghadapi berbagai tuduhan atas kepemilikan obat-obatan dan senjata. Aparat keamanan lantas mengklaim operasi mereka sukses karena berhasil menyingkirkan ganja dalam jumlah besar.
Jordan, 22, seorang warga Selandia Baru membenarkan soal laporan Rowe soal tingginya harga dan kelangkaan ganja. Namun ia mengindikasikan kekurangan saat ini berakar dari tahun 2015. Ia mendengar isu bahwa banjir yang melanda pulau utara dan bagian atas pulau selatan pada awal tahun lalu menyebabkan stok ganja dalam jumlah besar dalam penyimpanan akhirnya membusuk.
Sementara itu, warga Selandia Baru saat ini sedang mendebat soal apakah negara itu akan mengizinkan penggunaan ganja untuk kepentingan medis.
(stu)