Korban Nuklir Hiroshima Tidak Butuh Permintaan Maaf AS

Denny Armandhanu/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 13 Apr 2016 14:24 WIB
Rakyat Hiroshima yang menjadi korban serangan bom nuklir mengaku tidak butuh permintaan maaf dari Amerika Serikat, karena yakin tidak akan pernah berhasil.
Rencananya, Obama akan ke kota Hiroshima di sela KTT G7 di Jepang Mei mendatang. (Reuters/Jonathan Ernst/Files)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rakyat Hiroshima di Jepang yang menjadi korban serangan bom nuklir mengaku tidak butuh permintaan maaf dari Amerika Serikat, karena yakin tidak akan pernah berhasil. Mereka saat ini hanya menginginkan penghapusan senjata nuklir yang membuat warga Jepang menderita.

"Jika presiden [Barack Obama] ingin datang dan melihat apa yang terjadi di sini dan jika hal itu bisa menghapuskan senjata nuklir di masa depan, saya kira kita tidak perlu menuntut permintaan maaf," kata Takeshi Masuda, 91, mantan guru sekolah di Hiroshima, Rabu (13/4).
Komentar warga Hiroshima ini disampaikan menyusul rencana kedatangan Presiden Barack Obama ke Hiroshima, 71 tahun usai dijatuhkannya bom nuklir oleh AS ke kota itu, menewaskan sedikitnya 120 ribu orang.

Kunjungan Obama ke Hiroshima masih bisa berubah. Rencananya, Obama akan ke kota itu di sela KTT G7 di Jepang Mei mendatang. Tidak pernah ada presiden AS yang pernah mengunjungi kota tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Luar Negeri AS John Kerry sebelumnya mengatakan AS tidak akan meminta maaf kepada rakyat Jepang karena bom nuklir tersebut.

Permintaan maaf akan menjadi hal yang sangat kontroversial bagi Amerika Serikat. Pasalnya, mayoritas warga AS telah disodori doktrin bahwa pengeboman nuklir di Hiroshima pada 6 Agustus 1954 dan Nagasaki tiga hari kemudian adalah salah satu sebab berakhirnya perang dan menyelamatkan banyak nyawa warga Amerika. Enam hari setelah pengeboman tersebut, Jepang menyerah.

Sementara menurut kebanyakan warga Jepang, terutama korban nuklir, pengeboman itu tidak bisa dibenarkan dengan alasan apa pun. Menurut Masuda, desakan untuk meminta maaf malah akan membuat presiden AS tidak akan pernah menginjak Hiroshima.

"Itu adalah saat yang sulit bagi mereka yang kehilangan anggota keluarga. Tapi jika kita menuntut permintaan maaf, mustahil mereka akan datang," kata Masuda.
Ibunda Masuda meninggal dunia beberapa pekan setelah terkena bom nuklir. Di sekolah tempat dia mengajar, banyak muridnya yang menjadi yatim piatu akibat bom, tidak sedikit yang mengalami luka bakar.

Korban lainnya, Miki Tsukishita, 75, mengingat saat bom jatuh dari langit Hiroshima di pagi itu. Dia lari kembali ke rumahnya, berteriak: "Matahari jatuh!"

Karena berada di dalam rumah, Tsukishita terlindung dari paparan langsung ledakan, panas, dan radiasi.

Tsukishita ingin Obama sebagai peraih Penghargaan Nobel Perdamaian karena mendesak pelucutan senjata nuklir menggunakan pengaruhnya untuk meminta para pemimpin dunia pemilik bom atom juga mengunjungi Hiroshima, sehingga mereka tahu apa dampak kemanusiaan dari senjata ini.

"Yang terpenting adalah tidak mengulang tragedi ini. Saya ingin dia mengatakan kepada negara nuklir lainnya 'Saya datang ke Hiroshima, kalian juga harus'," kata Tsukishita.

AS adalah satu dari sembilan negara di dunia yang memiliki senjata nuklir. Diperkirakan, AS memiliki 7.100 bom nuklir, kedua terbesar setelah Rusia dengan 7.700 bom.
Hiroshi Harada, mantan kepala museum bom atom Hiroshima yang dikunjungi Kerry pekan ini, baru berusia enam tahun saat bom dijatuhkan.

"Saat itu, kami melihat orang-orang hitam terbakar, kulit mereka meleleh, atau perut mereka hancur lebut. Sepertinya korban selamat tidak akan menyambut dengan keadaan senang," ujar Harada.

"Namun Presiden Obama akan membuat keputusan politik yang tepat untuk datang ke Hiroshima. Saya menerima kunjungannya dengan harapan akan mengarah pada aksi selanjutnya (penghapusan senjata nuklir)." (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER