Capres Filipina Minta Maaf atas Komentar soal Pemerkosaan

Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 19 Apr 2016 17:20 WIB
Setelah dikecam, capres Filipina Rodrigo Duterte akhirnya meminta maaf atas komentarnya soal pemerkosaan. Pemilu Filipina akan berlangsung tiga pekan lagi.
Setelah dikecam, capres Filipina Rodrigo Duterte akhirnya meminta maaf atas komentarnya soal pemerkosaan. Pemilu Filipina akan berlangsung tiga pekan lagi. (Reuters/Romeo Ranoco)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang wali kota di Filipina yang maju dalam pencalonan presiden, Rodrigo Duterte, meminta maaf atas komentarnya soal pemerkosaan dan pembunuhan misionaris asal Australia.

Duterte saat ini memimpin dalam jejak pendapat, menuju pemilu yang akan dilangsungkan tiga minggu lagi.

Pada Selasa (19/4), ia akhirnya mengeluarkan pernyataan bahwa dia sangat menyesali komentarnya tentang perempuan asal Australia yang diperkosa dan dibunuh dalam kerusuhan penjara pada 1989.
Sepanjang akhir pekan hingga Selasa, pernyataan Duterte ketika kampanye tersebar di YouTube. Di video, ia menolak untuk meminta maaf atas komentarnya terkait kasus pemerkosaan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia sebelumnya terdengar seperti berkelakar dengan mengatakan daya tarik korban pemerkosaan. Namun ini kemudian menimbulkan kecaman dari publik dan menurut para ahli, akan mempengaruhi hasil pemungutan suaranya.

"Saya meminta maaf kepada rakyat Filipina atas komentar saya baru-baru ini," kata Duterte, calon presiden pertama yang berasal dari pulau selatan Mindanao.

"Tidak ada niat melecehkan perempuan kita dan mereka yang menjadi korban dari kejahatan mengerikan ini. Kadang-kadang mulut saya tak bisa dikontrol. Hidup saya terbuka. Saya adalah seseorang dengan banyak kekurangan dan kontradiksi," tambahnya.

Survei yang dilakukan oleh Pulse Asia sebelum komentar Duterte dan dipublikasikan pada Selasa menunjukkan bahwa ia memimpin sekitar tujuh poin dari rivalnya.

Dari 4.000 responden dalam survei yang dilakukan 5-10 April, Duterte memimpin dengan 32 persen, naik dua poin dari jajak pendapat pada akhir Maret.

"Kami masih belum tahu efek yang akan mempengaruhi angka di survei berikutnya setelah komentar pemerkosaannya," kata presiden Pulse Asia, Ronald Holmed. "Jelas, itu memberikan dampak, jadi masih terlalu dini untuk meprediksi pemenang."

Survei Pulse Asia menunjukkan Senator Grace Poe di posisi kedua dengan 25 persen dan Wakil Presiden Jejomar Binay dengan 20 persen. Hasil keduanya tidak berubah dari jajak pendapat sebelumnya.

Manuel Roxas, yang dipilih langsung oleh Presiden Benigno Acquino, hanya mendapatkan 18 persen suara, turun satu poin dari jajak pendapat sebelumnya.

Pulse Asia berencana untuk melakukan empat survei lagi, termasuk sepekan sebelum pemilu pada 9 Mei, kata Holmes.

"Pada saat itu, kita akan memiliki gambaran yang lebih jelas tentang siapa yang akan menjadi presiden berikutnya,” ujarnya.

Sekitar 54 juta warga Filipina berhak memilih dalam pemilu mendatang. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER