Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama sepakat membangun koordinasi yang lebih erat di Suriah, termasuk melalui badan intelijen dan kementerian pertahanan.
Gedung Putih menyatakan Obama dan Putin "berbincang intens" pada Senin (18/4) melalui sambungan telepon untuk membicarakan konflik di Suriah dan Ukraina.
Menurut pernyataan dari Kremlin, selama berbincang dengan Obama, Putin menekankan perlunya kelompok oposisi moderat untuk menjauhkan diri dengan cepat dari kelompok militan ISIS dan Front al-Nusra yang berafiliasi dengan al-Qaidah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putin juga menekankan perlunya menutup perbatasan Suriah dengan Turki, "yang menjadi daerah di mana para militan dan pasokan senjata untuk ekstremis dipasok," menurut Kremlin.
Rusia berulang kali mengangkat isu perbatasan di Suriah. Menurut Rusia, Turki merupakan pintu masuk militan ke Suriah.
Obama menekankan kemajuan perundingan Suriah perlu dibuat "secara paralel" untuk membantu kemajuan transisi politik dalam mengakhiri konflik di sana.
Perundingan damai Suriah terancam gagal, karena pada Senin (18/4) kelompok oposisi utama mengumumkan jeda dalam perundingan yang diadakan di Jenewa.
Kremlin menyatakan Obama mengucapkan terima kasih kepada Putin atas bantuan Rusia dalam membebaskan warga AS, Kevin Dawes, yang disandera di Suriah. Departemen Luar Negeri AS sebelumnya mengakui bahwa Rusia memainkan peran penting dalam pembebasan Dawes.
Kedua presiden juga bertukar pandangan mengenai situasi di Ukraina. Putin mengungkapkan harapan bahwa pemerintah Ukraina yang baru "akhirnya akan mulai mengambil langkah-langkah konkret dalam mengimplementasikan perjanjian Minsk."
Sementara, Obama mendesak Putin mengambil sejumlah langkah untuk mengakhiri pertempuran di wilayah timur Ukraina, sembari menekankan pentingnya menerapkan berbagai perjanjian yang telah disepakati.
Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest menyatakan bahwa kepada wkedua presiden tidak berbicara soal dua pesawat tempur Rusia yang mengintersepsi pesawat intelijen nirawak milik Angkatan Udara Amerika Serikat di wilayah udara internasional di Laut Baltik pekan lalu.
(ama/stu)