Jakarta, CNN Indonesia -- Kota Pazardzhik di Bulgaria tengah melarang pemakaian cadar di depan umum bagi wanita Muslim. Pelarangan ini, menurut pemerintah setempat, merupakan salah satu upaya mencegah ketegangan antar umat beragama di masyarakat setempat serta meningkatkan keamanan.
Meski larangan semacam ini merupakan kali pertama di negara Balkan, politisi dari berbagai posisi mendukung kebijakan yang diterapkan di kota yang dihuni sekitar 70 ribu orang. Di kota ini, mengenakan cadar merupakan hal yang umum di antara wanita Muslim Roma.
"Saya lelah mendengar bahwa Pazardzhik adalah kota burqa. Kami ingin menyatakan dengan lantang bahwa kami bukan seperti itu, tapi sebuah kota dengan penghuni yang bertanggung jawab dan terkait dengan sejumlah prestasi lainnya," kata Walikota Todor Popov dalam wawancara dengan radio nasional, dikutip dari
Reuters, Rabu (27/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Populasi Muslim mencapai 12 persen dari 7,2 juta penduduk Bulgaria, dan sebagian besar merupakan etnis Turki, yang para wanitanya tidak selalu mengenakan cadar.
Di Bulgaria, pemakaian cadar hanya umum di kalangan wanita Muslim Roma yang menerapkan paham konservatif Islam. Pemakaian cadar yang marak dalam beberapa tahun terakhir memicu reaksi dari kaum nasionalis dan sejumlah warga Pazardzhik.
Popov memaparkan warga yang melanggar larangan ini akan dikenakan sanksi. Polisi juga mendukung kebijakan ini, karena menilai pemakaian cadar mempersulit identifikasi.
Selain itu, banyak warga Bulgaria yang mengaku khawatir arus imigran yang memasuki Eropa akan menimbulkan ancaman bagi budaya Kristen Ortodoks yang mayoritas dalam masyarakat setempat. Mereka khawatir arus imigran akan memuluskan upaya radikalisasi warga Muslim yang minoritas.
Pada Februari lalu, sebanyak 13 pria, yang sebagian besar berasal dari kelompok minoritas Muslim Roma di Pazardhik, diadili atas tuduhan membantu warga bergabung dengan kelompok militan ISIS di Suriah, menyebarkan ideologi ekstremis dan menghasut perang.
Awal bulan ini, koalisi nasional Front Patriotik, yang mendukung pemerintah, mengusulkan larangan pemakaian cadar secara nasional dengan alasan bahwa cadar tidak umum dikenakan oleh umat Islam Bulgaria.
Kaum Nasionalis berpendapat bahwa pemakaian cadar menimbulkan risiko keamanan nasional, utamanya di tengah ancaman ISIS terhadap Eropa, usai serangan di Paris, Perancis dan Brussels, Belgia.
(ama)