Indonesia dan Norwegia Perkuat Kerja Sama Pengurangan Emisi

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Senin, 30 Mei 2016 18:41 WIB
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menlu Norwegia Borge Brende bertemu di Jakarta membicarakan upaya peningkatan kerja sama kedua negara.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menlu Norwegia Borge Brende bertemu di Jakarta membicarakan upaya peningkatan kerja sama kedua negara. (CNN Indonesia/Hanna Azarya Samosir)
Jakarta, CNN Indonesia -- Di tengah memanasnya isu perubahan iklim dan kebakaran hutan, Indonesia dan Norwegia berkomitmen memperkuat kerja sama Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD+).

"Kami juga menekankan kembali komitmen kami memperkuat kerja sama REDD+. Kami mendorong agar potensi kebakaran hutan dan emisi gas rumah kaca dapat berkurang dengan adanya kerja sama yang baik dalam konteks REDD+," ujar Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno LP Marsudi, setelah mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Norwegia, Borge Brende, Jakarta, Senin (30/5).

Belakangan ini, Indonesia menjadi sorotan dunia karena kebakaran hutan yang terjadi di belahan utara negara, seperti Kalimantan. Asap yang disebabkan menyebar hingga ke langit negara-negara tetangga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, kerja sama REDD+ dengan Norwegia ini sangat membantu dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca.

Melalui program ini, Norwegia akan membeli karbon yang dihasilkan dari penanaman pohon oleh Indonesia. Pada 2010 lalu, Norwegia sudah memberikan US$1 miliar kepada Indonesia untuk program ini.

Arrmanatha mengatakan, dalam penguatan komitmen kali ini, angka yang diberikan oleh Norwegia juga tinggi. Namun hingga kini, belum diketahui pasti berapa jumlahnya.

Selain mengenai lingkungan, kedua Menlu juga membahas dua area kerja sama lainnya, yaitu perdagangan dan investasi serta maritim dan perikanan.

"Pada perdagangan dan investasi, ada peningkatan dalam nilai perdagangan yang hampir mencapai US$300 juta pada 2015, dan masih ada ruang untuk mengembangkan perdagangan bilateral," ucap Retno.

Untuk mengisi ruang tersebut, Retno mendorong agar lebih banyak investasi Norwegia yang datang ke Indonesia, termasuk proyek maritim dan infrastruktur di Indonesia.

Pada sektor maritim dan perikanan, kedua negara berkomitmen memperkuat kerja sama, termasuk dalam mengatasi pemancingan ikan ilegal, tidak dilaporkan dan tidak berizin atau IUU Fishing serta pembangunan kapasitas dalam perikanan dan budidaya ikan.

Di samping isu bilateral, Retno dan Brende juga membahas masalah kawasan dan global. Retno menghargai Norwegia yang ingin memperkuat kerja sama dengan ASEAN.

"Kami juga membahas situasi di Timur Tengah dan kami sepakat bahwa perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah sangat penting bagi perdamaian dan stabilitas global," tutur Retno. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER