Kurang Persenjataan, Militer Irak Tunda Serang ISIS di Mosul

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Senin, 06 Jun 2016 12:50 WIB
Kelelahan dan kurang persenjataan, militer Irak diperkirakan akan menunda serangan menggempur ISIS di Mosul, kota terbesar kedua di negara ini.
Demi keselamatan warga sipil, Perdana Menteri Haider al-Abadi sempat mengumumkan bahwa pasukan Irak menunda dulu serangan untuk menggempur ISIS di pusat kota Fallujah. (Reuters/Thaier Al-Sudani)
Jakarta, CNN Indonesia -- Para pejabat Amerika Serikat yang membantu Irak dalam pertempuran melawan ISIS menyatakan bahwa pasukan Irak yang kelelahan dan kurang persenjataan militer kemungkinan besar akan menunda serangan untuk menggempur ISIS di Mosul yang sudah direncanakan selama beberapa bulan terakhir.

Meski Presiden AS Barack Obama ingin mengurangi keterlibatan AS di Timur Tengah terutama di Irak. Dalam dua tahun terakhir AS meningkatkan dukungan logistik untuk melengkapi tentara Irak, yang kesulitan menyalurkan berbagai kebutuhan mendasar seperti makanan, air dan persenjataan untuk pasukannya.

Petugas AS yang saat ini membantu mengatur logistik militer Irak menyerukan agar Irak meningkatkan rantai pasokan hingga mencapai sekitar 321 km, dari depot Kementerian Pertahanan di ibu kota Baghdad ke Mosul, kota terbesar kedua di negara ini dan masih dikuasai ISIS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Logistik adalah salah satu hal yang paling membuat kami khawatir, sehingga kami melakukan segala upaya agar semuanya berjalan seperti yang direncanakan," kata Kolonel Christopher Garver, juru bicara Amerika Serikat untuk koalisi yang memerangi ISIS di Irak, kepada New York Times pada Sabtu (4/6). 

Para komandan AS menyatakan kepada NYT bahwa tanpa bantuan AS, serangan terhadap Mosul kemungkinan besar gagal.

Para pejabat AS juga menyebutkan bahwa musim panas yang membuat cuaca sangat terik di Irak merupakan hambatan utama. Selain itu, pergerakan militer Irak diperkirakan melambat selama bulan Ramadan.

"Jeda ini bukan pertanda baik, tetapi dibutuhkan kerja keras untuk menghasilkan kekuatan tempur," kata Kolonel Steven Warren, juru bicara militer Amerika lainnya di Irak.

Meski AS memprioritaskan menyerang ISIS di Mosul, pemerintah Perdana Menteri Haider al-Abadi meluncurkan serangan besar sejak 22 lalu terhadap Fallujah, yang berjarak hanya 50 kilometer sebelah barat ibu kota Baghdad, dan merupakan salah satu benteng utama ISIS.

Keputusan Abadi itu terjadi menyusul tekanan dari dalam negeri yang meningkat untuk menghentikan ancaman ISIS dari Fallujah. Pasalnya, kota ini diyakini menjadi basis militan untuk melancarkan serangan bom bunuh diri di Baghdad.

Pasukan keamanan Irak dilaporkan semakin mendekat ke jantung ISIS di pusat kota Fallujah dengan berhasil menguasai sejumlah daerah dari cengkeraman militan di wilayah selatan kota itu.

Militer Irak juga sudah berhasil merebut kembali distrik al Nuaimiya, yang terletak sekitar 5 kilometer dari pusat Falluja, serta kota kecil Saqlawiya, yang berjarak 10 kilometer sebelah barat laut dari Fallujah.

Demi keselamatan warga sipil, Perdana Menteri Haider al-Abadi pada Kamis (2/6) sempat mengumumkan bahwa pasukan Irak menunda dulu serangan untuk menggempur ISIS di pusat kota Fallujah. Pasukan Irak pun terpaksa menghentikan sementara serangan meski sudah berada di pinggir kota.

PBB memperingatkan bahwa masih terdapat sekitar 50 ribu orang yang terperangkap di Fallujah, sekitar 20 ribu di antaranya anak-anak, yang tak dapat melarikan diri dari kota itu.

Perwakilan lembaga pengungsi PBB, UNICEF di Irak, Peter Hawkins, memaparkan bahwa setidaknya 20 ribu anak-anak yang terkepung di Fallujah berisiko dipisahkan dari orang tua mereka dan direkrut paksa oleh ISIS untuk bertempur.

Fallujah merupakan kota di Irak yang pertama kali jatuh ke tangan militan ISIS pada Januari 2014. Kemajuan militer Irak yang berhasil merebut sejumlah daerah kecil di pinggiran kota ini merupakan kemajuan kali pertama yang signifikan untuk merebut kota itu dari ISIS. (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER