Jakarta, CNN Indonesia -- Paus Fransiskus pada Senin (13/6) mengutuk kondisi kelaparan sebagai alasan untuk berperang serta merasa sedih mengetahui kenyataan bahwa lebih mudah memindahkan senjata melintasi perbatasan daripada membantu menjaga manusia untuk tetap hidup.
Beberapa hari sesudah badan bantuan diizinkan mengirimkan makanan ke kota yang terkepung di Suriah, Daraya, untuk pertama kali sejak 2012, Paus menyatakan pencegahan pasokan mencapai daerah perang adalah pelanggaran hukum antarbangsa.
Pada kunjungan ke markas Program Pangan Dunia (WFP), badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bermarkas di Roma, Fransiskus menyatakan dunia sedang menghadapi “paradoks yang aneh".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Senjata beredar bebas di banyak bagian dunia. Akibatnya, perang yang diperhatikan, bukan manusia,” kata Fransiskus, seperti yang dikutip dari
Reuters.Sebelumnya pada Januari, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon, juga menuduh pemerintah Suriah dan pemberontak menggunakan kelaparan sebagai senjata.
Ban menyebut kondisi itu sebagai kejahatan perang.
Paus lalu menyatakan negara kaya semakin tidak peka, kian kebal terhadap kesengsaraan orang lain, melihat masalah itu sebagai hal yang alami. Ia menganggap kehidupan manusia hanya menjadi sekedar pemberitaan.
Paus juga mengutuk sikap konsumtif penduduk negara kaya.
"Kita membuat buah dari bumi menjadi dagangan hanya untuk beberapa orang," ujar Paus.
"Kita selalu perlu diingatkan bahwa makanan yang terbuang adalah makanan dari meja orang miskin yang kelaparan," lanjutnya.
(ard/ard)