Kepala Desa Demokratis China Ditangkap

CNN Indonesia
Minggu, 19 Jun 2016 00:56 WIB
Seorang kepala desa yang terpilih secara demokratis setelah terjadi aksi perlawanan warga terhadap pemerintah China, ditangkap dengan tuduhan korupsi.
Aparat China menangkap kepala desa pemimpin gerakan perlawanan rakyat di desanya. (Ilustrasi/Reuters/China)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pihak berwenang di China selatan telah menahan kepala desa yang sempat disebut sebagai model demokrasi akar rumput dengan tuduhan menerima suap.

Dalam surat terbuka yang diunggah pemerintah kota Lufeng pada Jumat (17/6) disebutkan bahwa kepala desa yang dipilih langsung oleh rakyat dan sangat populer telah ditangkap karena menerima uang suap.

Lin Zuluan, bekas pemimpin aksi protes rakyat di desa itu, dipilih sebagai kepala desa pada 2011 setelah partai komunis tingkat provinsi mengijinkan pemilihan umum

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang warga yang menolak disebutkan namanya mengatakan warga desa yang marah mencoba mengepung kantor polisi setempat sebagai protes atas penahanan kepala desa tersebut.

Ratusan polisi anti huru-hara dan personel keamanan lain menyerbu desa itu dan sejumlah orang ditangkap.

“Semua orang sangat marah tetapi kami tidak bisa berbuat banyak sekarang, polisi ada di mana-mana. Situasinya tegang,” kata warga itu kepada Reuters.

Pada 2011 desa nelayan di Wukan, provinsi Guangdong, menjadi lokasi aksi perlawanan besar-besaran ketika warga menghalangi aparat keamanan masuk ke wilayah it selama beberapa bulan. Aksi ini juga menuntut keadilan atas kasus korupsi dan perebutan lahan.

Gerakan perlawanan warga sipil ini menarik perhatian media internasional dan pada akhirnya mendorong para pemimpin Partai Komunis tingkat provinsi memecat mantan kepala desa itu dan mengijinkan pemilihan umum.

Pemerintah kota Lufeng, yang membawahi pemerintahan desa Wukan, memperingatkan warga agar tidak mengambil aksi balasan dan pemerintah “tidak akan bersikap lunak” untuk mengatasi aksi perlawanan.

Foto-foto yang diunggah oleh warga desa memrperlihatkan polisi yang mengenakan pakaian anti huru-hara menutup jalan-jalan di sana.

Beberapa hari sebelumnya, kepala desa Lin menulis surat terbuka yang meminta warga kembali melakukan aksi protes secara masal untuk menuntut keadilan atas penjualan tanah secara ilegal dan pembangunan tanpa ijin di tanah desa itu.

“Mereka semua pembohong yang mengatakan satu hal tetapi tindakannya lain. Mereka tidak kompeten menjadi pejabat dan harus dipecat,” bunyi pernyataan terbuka di WUkan yang diunggah di internet.

Sejumlah sumber di desa itu mengatakan beberapa tokoh desa terkenal juga telah ditangkap polisi.

Sebagian besar komite pemerintah yang dipilih secara demokratis pada 2012 sekarang telah dipecat dari jabatan mereka, dan beberapa pejabat lama yang korup telah kembali menduduki jabatan lama mereka.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER