Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat melarang keluarga untuk mendampingi personel militer dan diplomatik yang ditugaskan ke Turki karena memburuknya situasi keamanan di negara itu.
Pemerintah AS pun memerintahkan keluarga militer dan diplomat untuk meninggalkan perumahan mereka di Pangkalan Udara Incirlik, Turki. Hingga kini, pemerintah mengatakan bahwa keputusan ini belum permanen.
Kini, ada 2.200 personel militer dan sipil AS di Turki, 1.500 di antaranya ditempatkan di Pangkalan Udara Incirlik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan AS ini hanya berdampak pada 670 kerabat personel militer AS di selatan Turki, sementara 100 lainnya di Istanbul dan Ankara masih diperbolehkan tinggal.
Namun, para pejabat militer berencana untuk melarang semua personel militer dan diplomat membawa keluarganya ke Incirlik dan beberapa pangkalan udara lainnya.
"Perubahan ini menunjukkan kemerosotan kondisi keamanan di seluruh Turki," ujar seorang sumber pertahanan AS kepada
Reuters.
Perubahan yang masih akan digodok oleh Kementerian Pertahanan AS ini juga berisi mengenai pengurangan masa kerja di Turki dari dua tahun menjadi hanya satu tahun. Mereka juga dilarang membawa keluarga.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri AS juga mengimbau warganya yang berada di Turki untuk waspada terhadap ancaman dari kelompok-kelompok militan. Pemerintah AS meminta warganya untuk menghindari bepergian ke bagian tenggara Turki.
Peringatan ini dilansir pada Selasa (28/6), setelah insiden serangan bom bunuh diri di Bandara Ataturk, Istanbul, yang menewaskan setidaknya 41 orang.
(ama)