Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tiba di Istanbul, disambut ribuan pendukungnya yang menentang kudeta. Dalam pernyataannya, Erdogan menyatakan tetap akan memerintah dan siap mati demi Turki.
Diberitakan Reuters, Erdogan langsung terbang ke Istanbul dari kota Marmaris tempatnya berlibur setelah upaya kudeta pecah. Erdogan tiba dini hari waktu setempat, Sabtu (16/7) di bandara Ataturk, Istanbul, disambut ribuan orang yang sebelumnya turun ke jalan menentang kudeta militer.
Dalam konferensi pers tidak lama kemudian, Erdogan mengatakan bahwa tindakan kudeta itu adalah bentuk "pengkhianatan". Erdogan mengatakan, penangkapan para tentara yang terlibat kudeta terus berlangsung, mengincar juga para petinggi militer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilaporkan sudah 130 tentara ditangkap terkait peristiwa ini. Erdogan menyatakan akan membersihkan militer dari para pengkhianat pemerintah.
"Bendera adalah kehormatan saya, negara ini adalah kehormatan saya dan itulah alasan saya datang ke sini untuk mati. Saya siap mati," kata Erdogan.
Erdogan menuding Fethullah Gulen, seorang pemuka agama yang berpengaruh dan kini tinggal di Pennsylvania, Amerika Serikat Serikat, sebagai dalang kudeta tersebut.
"Turki tidak akan takut dengan gejolak seperti ini dan Turki tidak akan bisa diperintah dari Pennsylvania. Mereka [tentara] diperintahkan dari Pennsylvania," ujar Erdogan di Istanbul.
Organisasi yang dipimpin Gullen, Aliansi Nilai Bersama, membantahnya dengan mengatakan bahwa mereka menentang campur tangan pemerintah oleh tentara.
Semalaman kota Istanbul dan Ankara mencekam atas upaya kudeta militer. Dalam pernyataannya, sebuah faksi militer mengaku akan mengembalikan demokrasi dengan menggulingkan Erdogan.
Namun beberapa jam berselang, pemerintah Erdogan menyatakan kudeta gagal. Para petinggi militer angkat suara, menyatakan berlepas diri dan tidak merestui kudeta tersebut. Upaya kudeta disebut dilakukan oleh faksi kecil militer, tidak mendapatkan dukungan mayoritas angkatan bersenjata.
Aksi ini disebut mengakibatkan banyak korban jiwa, walau jumlahnya belum diketahui pasti. Tembakan dan ledakan terdengar di Istanbul dan Ankara dalam peristiwa tersebut.
Sebelum tiba di Istanbul, Erdogan muncul dalam sebuah wawancara televisi. Dia menyerukan rakyat Turki untuk turun ke jalan menentang kudeta. Setelah itu, ribuan rakyat memadati Istanbul dan Ankara, beberapa terlihat naik ke atas tank melawan tentara.
Di beberapa tempat berkumpul warga, seperti alun-alun Taksim di Istanbul, massa mengibarkan bendera dan menyatakan dukungan terhadap Erdogan.
"Kami sudah punya perdana menteri, kami punya panglima tertinggi, kami tidak akan membiarkan negara ini terpuruk," kata seorang warga.
(den)