Jakarta, CNN Indonesia -- Ribuan pekerja China berbondong-bondong bekerja di Amerika Serikat, mulai dari tingkat eksekutif hingga karyawan biasa. Fenomena ini terjadi seiring nilai investasi China yang luar biasa di negara tersebut.
Diberitakan
CNN akhir pekan lalu, jumlah pekerja asing asal China di AS meningkat pesat dalam satu dekade terakhir. Menurut para ahli, hal ini disebabkan banyaknya pembelian perusahaan di AS oleh para pengusaha China.
"Perusahaan China berinvestasi besar di Amerika, dan mereka membawa para eksekutif dan pegawai," ujar Bernard Wolfsdorf, pendiri sebuah firma hukum khusus imigrasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut data pemerintah AS yang diperoleh
CNN, negara itu memberikan 10.528 visa seri-L kepada para pekerja China dan keluarga mereka pada 2015, lebih dari empat kali lipat ketimbang angka di tahun 2005.
Visa seri-L memungkinkan perusahaan asing di AS untuk memindahkan para pekerja mereka ke negara itu. Hal ini dianggap kesempatan emas dan bonus bagi para pekerja.
Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan-perusahaan China investasi besar-besaran di AS. Tahun lalu saja, perusahaan-perusahaan China menghabiskan US$17 miliar dalam 120 kesepakatan dan investasi di AS, berdasarkan data Dealogic, perusahaan analisa keuangan AS.
Dealogic juga mencatat, tahun ini angkanya bahkan lebih besar lagi. Perusahaan China telah merogok kocek hingga US$29,4 miliar dan masih akan bertambah.
Ron Klasko, pejabat di firma hukum Klasko Immigration Law Partners, perusahaan China lebih memilih memboyong orang-orang mereka ke AS ketimbang harus merekrut pekerja lokal.
CNN menuliskan, mendapatkan visa kerja di AS atau mendapat izin tinggal
green card adalah impian bagi warga China. Di AS mereka bisa lolos dari selubung polusi China, gejolak politik dan keuangan, dan mendapatkan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak.
Kementerian Luar Negeri AS beberapa bulan lalu menyatakan akan menghentikan memberikan visa pekerja asal China karena jumlah kuota tahunannya telah terpenuhi. Selain visa Seri-L, visa lainnya yang juga dihentikan pemberiannya adalah jenis EB-5.
EB-5 adalah visa bagi investor asing. Dengan visa jenis ini, warga China yang berinvestasi minimal US$500 juta bisa menjadi warga negara AS. Jumlah penerima visa EB-5 juga meningkat sangat pesat, dari hanya puluhan pada satu dekade lalu menjadi 8.156 pada 2015.
"Kami memprediksi jumlahnya masih akan terus meningkat," kata Klasko.
Visa EB-5 dikritik karena dianggap sebagai cara orang-orang kaya China tinggal di Amerika. Namun beberapa pihak mendukungnya, mengatakan visa ini berhasil menarik investasi bagi Amerika.
(ama)