Pengadilan atas Insiden Crane Raksasa di Mekkah Dimulai

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Kamis, 11 Agu 2016 18:53 WIB
Setelah 290 hari penyelidikan, pengadilan atas insiden crane raksasa di Mekkah dimulai. Insiden ini tahun lalu menewaskan 110 orang dan melukai 210 lainnya.
Setelah 290 hari penyelidikan, pengadilan atas insiden crane raksasa di Mekkah dimulai. Insiden ini tahun lalu menewaskan 110 orang dan melukai 210 lainnya. (Reuters/Mohamed Al Hwaity)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah 290 hari penyelidikan, pengadilan atas insiden crane raksasa di Mekkah, Arab Saudi, saat pelaksanaan haji tahun lalu dimulai. Pengadilan menghadirkan beberapa terdakwa, termasuk seorang miliarder asal Saudi.

Seperti dikutip dari Saudi Gazette, Kamis (11/8), terdakwa terdiri dari enam warga Saudi, dua Pakistan, dan masing-masing satu orang dari Yordania, Filipina, Kanada, Palestina, Mesir dan Uni Emirat Arab. Seorang di antaranya adalah seorang miliarder, tidak disebut namanya.

Mereka didakwa atas kejadian crane ambruk di Masjidil Haram yang menewaskan 110 orang dan melukai 210 lainnya, delapan di antaranya mengalami cacat permanen. Sebanyak 11 orang jemaah haji asal Indonesia tewas dalam peristiwa itu, 42 lainnya terluka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengadilan memberikan peringatan keras agar para terdakwa tidak mangkir dari pengadilan tersebut.

Insiden crane ambruk terjadi pada 11 September 2015 di Masjidil Haram. Peristiwa ini adalah salah satu insiden paling mematikan selama pelaksanaan ibadah haji di Mekkah. Crane tersebut memiliki tinggi hingga 200 meter dan berat 1.350 ton, kedua terbesar di dunia.

Sumber penyidik mengatakan, kotak hitam crane yang diteliti oleh perusahaan pembuat crane di Jerman menunjukkan bahwa lengan utama alat berat itu saat insiden condong 87 derajat.

Berdasarkan informasi kotak hitam juga diketahui bahwa kecepatan angin sehari sebelum peristiwa itu terjadi mencapai 80 km/jam.

Sebanyak 170 teknisi dan para pekerja dari Binladen Group yang memiliki dan mengoperasikan crane itu diinterogasi penyidik. Percakapan email para pejabat senior soal crane juga masuk dalam ranah penyelidikan.

Turut diselidiki juga laporan Presiden Meteorologi dan Lingkungan Saudi, PEM, soal kondisi cuaca di Mekkah sebelum dan selama kecelakaan. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER