Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi Jepang menahan 976 anggota Yakuza sejak awal Maret lalu, untuk mencegah terjadinya perang antara geng yang memakan banyak korban.
Diberitakan Telegraph, (1/9), peperangan antar geng Yakuza dikhawatirkan terjadi setelah perpecahan klan Yamaguchi.
Yamaguchi-gumi di Kobe memisahkan diri dari `Yamaguchi-gumi pada Agustus tahun lalu. Perpecahan itu memicu ketakutan terjadinya kembali pertumpahan darah seperti yang pernah tahun 1984 saat kelompok Yakuza pecah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada perang antar Yakuza 32 tahun lalu itu, 25 orang tewas, termasuk polisi. Lebih dari 70 orang luka-luka, termasuk warga yang kebetulan berada di lokasi saat perang antar Yakuza terjadi.
Sebelumnya di tahun ini, sebuah laporan menyebutkan harga senjata api ilegal naik drastis, menyebabkan Kepolisian Nasional Jepang memperingatkan soal bahaya perang terbuka besar-besaran antara kedua geng.
Kekhawatiran meningkat pada 31 Mei, ketika anggota senior Kobe Yamaguchi-gumi, Tadashi Takagi, ditembak mati di tempat parkir apartemennya di Okayoma, Jepang.
Anggota komplotan lainnya yang bernama Tatsuo Saiki, 64, juga ditembak mati di Nagoya pada 15 Juli lalu, saat banyak sekali laporan mengenai truk yang menghantam markas geng lawan.
Polisi berhasil mencegah bentrokan semakin meningkat dengan menggunakan rancangan hukum baru untuk memerangi organisasi kejahatan. Aturan termasuk larangan berkumpullima orang atau lebih, dan larangan mengunjungi markas milik komplotan kriminal.
Aturan baru itu dijadikan landasan bagi polisi untuk menahan 623 anggota Yamaguchi-gumi dan 353 anggota Yamaguchi-gumi Kobe.
Kepolisian juga telah memulai proses hukum untuk komplotan Yakuza, membuat mereka terpaksa membayar biaya pengadilan yang mahal.
Kepolisian di Fukuoka, jantung kelompok Yakuzapaling kejam di Jepang, merilis kampanye tak lazim untuk meyakinkan para gangster meninggalkan kehidupan gelap.
Kampanye tak lazim itu menggunakan iklan animasi berdurasi 39 detik yang dimuat pada situs kepolisian, mengajak gangster untuk "meninggalkan hidup penuh dosa dan hidup jujur."
(den)