Pemilu Gabon Berujung Rusuh, Setidaknya 3 Orang Tewas

Dwi Febrina Fajrin/Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 02 Sep 2016 00:53 WIB
Kerusuhan pecah usai pemilu presiden yang memenangkan petahana Ali Bongo Ondimba, menyebabkan setidaknya tiga orang tewas dan 1.100 orang ditahan.
Kerusuhan pecah usai pemilu presiden yang memenangkan petahana Ali Bongo Ondimba, menyebabkan setidaknya tiga orang tewas dan 1.100 orang ditahan. (Life Africa TV/Handout via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kerusuhan pecah di Libreville, ibu kota Gabon dalam aksi protes yang telah berlangung selama dua hari, menyebabkan setidaknya tiga orang tewas dan 1.100 orang ditahan. Kerusuhan terjadi tak lama setelah Presiden Gabon, Ali Bongo Ondimba, mengumumkan kemenangannya dalam pemilihan presiden tahun ini.

Ratusan demonstran yang marah tumpah ruah ke Jalan di Libreville menuding Bongo melakukan kecurangan pada pemilu setelah menang tipis dari pesaingnya Jean Ping dengan hanya selisih 1,57 persen suara.

Asap hitam membubung dari kobaran api di sebuah ruas jalan di dekat gedung Dewan Nasional akibat bentrokan antara demonstran anti-pemerintah dengan aparat keamanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Dalam Negeri Pacome Moubelet Boubeya mengungkapkan kepada Reuters bahwa tiga orang tewas dan sekitar 1.100 orang ditangkap karena terkai dengan kerusuhan.

Aparat keamanan sempat mengepung markas kelompok oposisi tadi malam dan menggempur bangunan, menyebabkan dua orang tewas dan melukai lebih dari 12 orang disana, menurut Ping.

"Mereka menyerang sekitar jam satu pagi (di wilayah sekitar). Mereka dari Garda Republik. Mereka membombardir dengan helikopter dan juga menyerang secara langsung. Ada 19 orang yang terluka, diantaranya mengalami luka serius," kata Ping, yang saat kejadian tidak sedang berada di lokasi.

Presiden oposisi dari Partai Persatuan Nasional, Zacharie Myboto, yang saat kejadian berada di bangunan yang dikepung, mengatakan bahwa aparat melemparkan tabung gas air mata dan melepaskan tembakan.

"Selama kurang lebih satu jam gedung tersebut dikepung. Aparat juga berusaha masuk ke dalam bangunnan. Ini merupakan kekerasan yang luar biasa," katanya Myboto.

Juru bicara pemerintah, Alain-Claude Bille-By-Nze, menyatakan bahwa operasi tersebut bertujuan untuk menangkap "penjahat" yang sebelumnya lebih dulu melepaskan tembakan ke arah gedung parlemen.

"Orang-orang bersenjata yang menembak gedung parlemen berkumpul di Markas Jean Ping bersama dengan ratusan penjarah dan penjahat... mereka bukan pemrotes politik tapi kriminal," kata Bille-By-Nze.

Hasil pemilihan presiden telah diumumkan kemarin Rabu (31/8), dan memenangkan presiden petahana untuk periode kedua dan memperpanjang dekade kepemimpinan yang sebelumnya dipegang oleh keluarganya.

Hasil pemilu menunjukkan selisih suara sangat tipis, dengan Bongo memperoleh suara 49,8 persen, sementara Ping 48,23 persen. Hasil ini belum dinyatakan resmi hingga disetujui Mahkamah Konstitusi.

Sementara itu, para pengamat pemilu Uni Eropa mengkritik buruknya transparansi dan menyerukan agar komisi pemilihan umum mempublikasikan hasil penghitungan suara tiap TPS di negara Afrika Barat itu.

Sekjen PBB Ban Ki-moon menyerukan agar para pemimpin politik beserta pendukungnya menahan diri demi menjaga kedamaian dan stabilitas di negeri itu.

Gabon terletak di pesisir barat Afrika tepat di garis khatulistiwa dengan wilayah seluas 270 ribu kilometer persegi dan berpenduduk 1,8 juta jiwa. Negara ini merupakan salah satu produsen minyak terbesar di Afrika.

Sejak merdeka dari penjajahan Perancis pada 1960, Gabon baru memiliki tiga presiden. Pada 1990-an, negera ini mengadopsi sistem multi partai.

Sedikit penduduk, cadangan minyak yang berlimpah dan investasi asing membuat Gabon menjadi salah satu negara paling makmur di kawasan Sub-Sahara Afrika.

Meski demikian, penyebaran kemakmuran yang tak merata membuat sebagian besar penduduk masih hidup dalam kemiskinan. (ama)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER