Jakarta, CNN Indonesia -- Aktivis Korea Selatan menyebarkan puluhan ribu pamflet anti-Pyongyang ke wilayah Korea Utara, menyusul uji coba nuklir pekan lalu.
Isi pamflet itu mengkritik pemimpin Korut Kim Jong Un karena lebih mengutamakan senjata nuklir ketimbang kesejahteraan rakyatnya sendiri. Pamflet-pamflet itu diterbangkan dengan balon dari kota perbatasan Paju, Korsel.
Aksi ini digagas oleh seorang pembelot Korut yang kini menjadi aktivis di Korsel, Park Sang Hak, di tengah ketegangan kedua negara yang meningkat akibat uji coba nuklir kelima Korut pada pekan lalu.
Beberapa jam sebelum aksi penyebaran pamflet itu dimulai pada Kamis (15/9), kantor berita Korut
KCNA mempublikasikan sebuah opini yang menyebut Park sebagai “sampah masyarakat yang tak ada duanya di dunia.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
KCNA menyatakan bahwa penerbangan balon itu merupakan respons putus asa atas kesuksesan uji coba nuklir Korut.
Aktivis konservatif Korsel bersama banyak pembelot Korut telah melakukan aksi serupa selama bertahun-tahun, dan tiap kali selalu menyulut kemarahan Pyongyang.
Park Sang Hak mengatakan angin kencang di wilayah perbatasan membuat target penyebaran pamflet tak terpenuhi, hanya sebanyak 150 ribu—setengah dari target awal.
“Kami melakukan ini untuk menginformasikan kebenaran kepada 20 juta rakyat Korea Utara yang kelaparan,” kata Park.
“Pada saat ini, ketika ratusan ribu orang menderita akibat banjir, Kim Jong Un melakukan uji coba nuklir. Jadi siapa yang menyebut siapa ‘sampah masyarakat’?” tambahnya.
Sebelumnya, Korut lewat media pemerintah mnyebut bahwa banjir yang terjadi saat ini sebagai “bencana terburuk” setelah Perang Dunia II. Berdasar laporan PBB, sebanyak 138 orang tewas dan 40 lainnya hilang setelah hujan deras mendera wilayah utara Korut.
(stu)