Jakarta, CNN Indonesia -- Rusia mengumumkan penghentian serangan selama delapan jam ke Aleppo pada Kamis mendatang (20/10) dengan dalih memberikan kesempatan warga sipil untuk meninggalkan salah satu kota dengan kehancuran paling parah di Suriah tersebut.
Diberitakan Reuters, pemerintah Moskow menegaskan penghentian itu hanya sementara, bukan gencatan senjata panjang. Menurut Rusia, gencatan senjata hanya akan memberi kesempatan bagi pemberontak di Aleppo untuk menggalang kekuatan.
"Penghentian serangan bertujuan terutama agar warga sipil bisa bergerak bebas, untuk evakuasi mereka yang sakit atau terluka, dan mengusir pemberontak," ujar Letnan Jenderal Sergei Rudskoy, pejabat senior Kementerian Pertahanan Rusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rudskoy mengatakan penghentian serangan akan dilakukan pada Kamis mendatang dari pukul 8 pagi hingga 4 sore. "Di saat itu angkatan udara Rusia dan tentara Suriah akan menghentikan serangan dari udara atau tembakan dari senjata lainnya," lanjut Rudskoy.
Keputusan Rusia itu menuai apresiasi dari PBB yang sebelumnya telah menyerukan penghentian serangan selama 48 jam untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan.
"Setiap berkurangnya kekerasan, pertempuran dan setiap penghentian yang pada akhirnya terlaksana, sangat disambut baik. Kami menggunakan penghentian itu untuk melakukan apa yang kami bisa. Namun sudah tentu perlu penghentian dengan waktu yang lebih lama untuk truk bantuan masuk," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.
Aleppo merupakan pusat pertempuran di Suriah belakangan ini. Tentara Rezim Bashar al-Assad yang dibantu serangan udara Rusia membombardir Aleppo yang masih banyak dihuni oleh warga sipil.
Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa menuding Rusia telah membantu Suriah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan di Aleppo. Tudingan ini dibantah Rusia yang balik menuduh AS telah mendukung terorisme.
Rudskoy mengatakan gencatan senjata tidak bisa dilakukan karena akan malah memperkuat kelompok pemberontak.
"Melihat situasinya, gencatan senjata sepihak tidak masuk akal, karena Jabhat al-Nusra dan kelompok afiliasinya malah bisa bernafas, menggalang kekuatan dan memulihkan kemampuan militer mereka," kata Rudskoy.
(den)