Jakarta, CNN Indonesia -- Setidaknya 59 orang tewas dan 117 lainnya berada dalam kondisi kritis akibat serangan di akademisi pelatihan polisi di Quetta, Pakistan, pada awal pekan ini. Serangan yang diwarnai aksi penyanderaan ini berlangsung selama lima jam, sementara polisi belum mempublikasikan tersangka penyerangan.
Serangan terjadi di asrama yang ditempati oleh sekitar 200 kadet di dalam akademi polisi. Menurut keterangan polisi, sejumlah kadet sempat disandera oleh enam pria bersenjata.
Dari jumlah korban tewas, sebagian besar di antaranya adalah para kadet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri dalam negeri provinsi Balochistan, Sarfaraz Bugti, memaparkan serangan itu dilakukan oleh lima hingga enam pria bersenjata, ketika para kadet sedang tidur dan beristirahat di dalam asrama.
Hingga saat ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, salah satu komandan senior di Baluchistan, Jenderal Sher Afgun, mengungkapkan bahwa serangan ini nampaknya dilakukan oleh kelompok sektarian, Lashkar-e-Jhangvi.
Kelompok tersebut memiliki rekam jejak meluncurkan serangkaian serangan sektarian di Baluchistan, terutama terhadap kelompok minoritas Hazara Shias. Jika benar Lashkar-e-Jhangvi, maka belum jelas juga motif serangan kelompok ini ke markas pelatihan polisi.
Petugas polisi, tentara dan personel para militer tiba di lokasi kejadian sekitar 20 menit setelah serangan, dan meluncurkan operasi pengamanan yang berlangsung selama lima jam.
Sejumlah pakar menilai serangan tersebut terkordinasi dengan baik. Pelaku serangan dilaporkan meluncurkan serentetan penembakan dari lima titik berbeda.
Reuters melaporkan, mengutip sejumlah media lokal, bahwa sekitar pukul 1.00 pagi waktu setempat, setidaknya tiga ledakan dan serentetan tembakan terdengar di lokasi kejadian.
Situasi darurat kini dinyatakan di seluruh rumah sakit di kota itu. Quetta terkenal sebagai salah satu markas Taliban Afghanistan. Sejumlah pemimpin kelompok militan itu dilaporkan pernah mengadakan rapat di wilayah ini.
[Gambas:Video CNN] (ama)