Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian India menahan seekor burung merpati di dekat perbatasan dengan Pakistan karena membawa pesan ancaman untuk Perdana Menteri Narendra Modi.
"Kami membawa burung itu ke tempat penahanan sore kemarin. BSF menemukan burung itu dengan pesan dalam bahasa Urdu yang berbunyi seperti, "Modi, kami bukan orang seperti pada 1971 lagi. Sekarang, setiap anak siap untuk bertempur melawan India,'" ujar inspektur kepolisian setempat, Rakesh Kumar, kepada
AFP, Senin (2/9).
Pasukan Keamanan Perbatasan (BSF) menemukan burung itu di Pathankot, Punjab, daerah di mana militan Pakistan meluncurkan serangan mematikan ke sebuah pangkalan udara pada Januari lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak kepolisian menduga surat itu ditandatangani oleh Lashkar-e-Taiba (LeT), kelompok militan yang bermarkas di Pakistan. "Kami masih terus menyelidiki kasus ini secara serius," tutur Kumar.
Pakistan dan India sebenarnya sudah menyelesaikan perangnya sejak 1971, tapi hubungan kedua negara kerap diwarnai ketegangan hingga saat ini.
Ketegangan kembali memuncak pada dua pekan lalu, ketika terjadi serangan di pangkalan tentara India di Kashmir. India menuding LeT juga merupakan dalang di balik serangan ini.
Kisruh berlanjut ketika pekan lalu, militer India menggempur militan di sepanjang perbatasan de-facto yang memisahkan daerah sengketa Kashmir.
Setelah itu, otoritas India juga menemukan dua balon di Punjab berisi pesan serupa dengan yang ditemukan dalam burung.
Ini bukan kali pertama polisi menahan seekor burung. Tahun lalu, polisi India menagnkap seekor burung merpati yang dicurigai digunakan untuk spionase oleh Pakistan. Mereka pun menggunakan sinar X untuk memeriksa ada tidaknya kamera pengintai atau transmitter di dalam burung itu.
Pada 2013, pasukan keamanan India menemukan seekor burung elang tewas yang disusupi kamera kecil. Tiga tahun sebelumnya, seekor burung merpati juga ditahan dengan kecurigaan serupa.
(stu)