Diskon Terakhir di Rimba Pengungsi Calais

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Rabu, 26 Okt 2016 18:29 WIB
Di tengah penggusuran kamp-kamp pengungsi di Calais, Perancis, para imigran masih sempat menjual barang dagangan mereka, untuk yang terakhir kalinya.
Di tengah penggusuran kamp-kamp pengungsi di Calais, Perancis, para imigran masih sempat menjual barang dagangan mereka, untuk yang terakhir kalinya. (Reuters/Philippe Wojazer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kehidupan kamp penampungan sementara para imigran di Calais tak serta merta padam, padahal proses pembongkaran ribuan tenda oleh aparat Perancis telah dimulai sejak awal pekan ini.

Di tengah ribuan imigran yang mulai berkemas dan mengumpulkan barang bawaan mereka sejak Senin lalu, berbagai kedai dan pertokoan memanfaatkan saat-saat terakhir itu untuk menjual barang dagangannya.

Seorang imigran Afghanistan, Jaan Sina, tak menghiraukan dinginnya cuaca Calais hari itu dengan tetap menjajakan barang dagangannya. Dengan mengenakan syal abu-abu untuk menghangatkan kepalanya, Sina masih membidik pelanggan terakhir yang ingin membeli barang-barangnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria berusia 26 tahun itu menjual berbagai macam barang, seperti baterai telepon, alat makan plastik, payung, dan berbagai barang kebutuhan sehari-hari lainnya di kamp Calais.

Sina memutuskan segera pergi dari kamp setelah barang dagangannya terjual habis. Untuk itu dia membanting harga barang dagangannya untuk menarik pembeli.

"Sepatu ini seharusnya dijual 17 euro (Rp241 ribu), hari ini saya berikan harga hanya 10 euro (Rp142 ribu) untuk anda!" teriak Sina sambil menjajakan sepasang sepatu yang ia pegang, seperti dikutip Independent, Selasa (25/10).

Sama seperti pengungsi lainnya di 'rimba' pengungsi, Sina merasa berat harus meninggalkan kamp yang telah ia tempati bersama para pengungsi lainnya. Dia mengaku resah karena akan berpisah dengan komunitas yang telah ia bangun di sana.
Calais menjadi rimba tenda berisikan para pengungsi dari Timur Tengah yang ingin menuju Inggris. Calais menjadi rimba tenda berisikan para pengungsi dari Timur Tengah yang ingin menuju Inggris. (Reuters/Pascal Rossignol)
Selama hampir dua tahun terakhir, para pengungsi yang datang ke Perancis tinggal di kamp penampungan ini. Mereka berasal dari berbagai wilayah konflik seperti Afganistan, Eritrea, Sudan, dan Suriah yang berharap bisa masuk ke Inggris.

"Di sini, di 'rimba', seluruh warga Afghanistan adalah satu. Tapi mulai saat ini masing-masing dari kita akan pergi dengan caranya sendiri. Itu yang membuat saya sedih," ucap Sina.

Pada hari pertama dimulainya evakuasi kamp, sebagian besar toko-toko dan restoran yang semula ramai dikunjungi kini sudah tutup. Kedai Khyber Pass bukan merupakan salah satu di antara berbagai toko yang tutup.

Kedai itu masih mencoba peruntungan dengan menjual makanan dan minuman seadanya di saat-saat terakhir pembongkaran kamp. Khyber Pass masih didatangi para pelanggan tanpa menghiraukan semakin dekatnya proses evakuasi kamp.

"Menu kami hari ini terbatas karena beberapa jam lagi akan tutup," ujar Soheil pemilik Kedai Khyber Pass.
Para pengungsi mulai dipindahkan dari rimba tenda Calais.Para pengungsi mulai dipindahkan dari rimba tenda Calais. (Reuters/Pascal Rossignol)
Dibuka sejak April lalu, Khyber Pass menjadi tempat dimana para imigran dan petugas bantuan bisa sejenak menyantap hidangan khas Pakistan ditemani secangkir teh dan kopi hangat.

Khyber Pass dinamai berdasarkan sebuah daerah di tempat asal Soheil di Pakistan. Kini pria berusia 33 tahun itu terpaksa menutup usaha rumah makannya tersebut seiring dimulainya proses penggusuran kamp.

Soheil berencana pergi ke Inggris, berharap bisa membangun hidup yang lebih baik di negara itu.Dia bermimpi, setibanya di Inggris nanti, ia ingin membuka kembali usaha restonya dengan tetap menamakan kedainya Khyber Pass

"Mimpi saya adalah bisa pergi ke Britania. Saya tidak pernah ke sana tapi saya lihat Inggris tempat yang indah. Setibanya di sana saya ingin membuka restoran yang lebih baik lagi dan ingin menolong orang yang kurang beruntung," kata Soheil.

Rimba Calais diketahui menampung sedikitnya 6.500 imigran. Para pengungsi kebanyakan kabur dari perang dan lari dari kemiskinan untuk tinggal di Inggris.

Selama akhir pekan lalu, lebih dari 3.100 imigran sudah berhasil dipindahkan ke sejumlah permukiman di penjuru Perancis. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER