Meniti Ombak Melupakan Konflik

Deddy S | CNN Indonesia
Senin, 07 Nov 2016 03:16 WIB
Pantai pasir putih terentang beratus-ratus meter. Cahaya matahari, dan ombak nan cantik. Siapa mengira, pemandangan indah itu ada di Jalur Gaza.
Pantai di Gaza (CNN Indonesia/REUTERS/Mohammed Salem)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pantai pasir putih terentang beratus-ratus meter. Cahaya matahari, dan ombak nan cantik. Siapa mengira, pemandangan indah itu ada di Jalur Gaza.

Kawasan pantai ini lebih terkenal karena konflik Palestina dan Israel. Padahal Jalur Gaza itu punya kawasan pantai memanjang sejauh 37 kilometer.

Dan di mana ada pantai dengan ombak yang indah, akan ada peselancar yang menitinya. Tak terkecuali di Gaza.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sana ada sekelompok anak muda yang mencoba menjauh dari tekanan konflik berkepanjangan dengan menekuni olahraga selancar.

“Begitu saya mengayuh mengejar ombak, saya melupakan masalah,” kata Ali Erheem, 25 tahun, anggota Gaza Surf Club, sebuah klub informal di sana, seperti dilansir NPR. “Itu kegembiraan yang murni.”

Anggota Gaza Surf Club tak banyak. Tapi mereka punya mimpi bisa berkompetisi juga di luar negeri. Hanya saja, sulit mendapat izin dari pemerintahan Israel.

Mereka suka mengamati kompetisi selancar yang diselenggarakan di luar negeri, seperti Hawaii dan Prancis. Mereka tak ketinggalan berita.

“Kami menyukai peselancar Amerika Kelly Slater. Kami selalu menonton videonya di YouTube dan mencoba meniru apa yang dia lakukan,” kata Tareq Naem, 24 tahun.

Dikutip dari Washington Post, Gaza Surf Club didirikan pada 2008 dengan bantuan dari lembaga nonprofit dari Amerika Serikat, Explore Corps. Lembaga ini membuat program dan mendistribusikan peralatan.

Sebelum ada klub informal ini, peselancar di Palestina yang tergabung di Surfing 3 Peace dan Gaza Surf Relief menyediakan perlengkapan atas bantuan perusahaan di luar negeri.

Para peselancar di Gaza sebagian adalah keturunan petani atau nelayan yang hidup di desa-desa dekat Gaza. Dengan segala cara mereka datang untuk ‘menunggangi’ secuil ombak Mediterania.

Kebanyakan bekerja sebagai penjaga pantai yang berkumpul secara informal saat jam-jam tak bekerja, sebelum pengunjung memadati kawasan pantai, atau saat libur. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER