Penembakan di Dekat Protes Anti-Trump, 5 Orang Terluka

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 10 Nov 2016 11:34 WIB
Seorang pria melepaskan tembakan dan melukai lima orang di Seattle, di dekat lokasi aksi protes anti-Trump berlangsung.
Ilustrasi. (Fuse)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pria melepaskan tembakan dan melukai lima orang pada Rabu (9/11) di Seattle, Amerika Serikat, di dekat lokasi aksi protes terhadap kemenangan Donald Trump dalam pemilihan umum berlangsung.

Asisten Kepala Departemen Kepolisian Seattle, Robert Merner, mengatakan bahwa insiden ini sebenarnya tidak ada kaitannya dengan protes tersebut.

Menurutnya, insiden ini bermula ketika pelaku terlibat adu argumen di salah satu sudut jalan di dekat lokasi protes.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sepertinya ada adu argumen. Orang ini kemudian berjalan menjauh dari kerumunan, kemudian berbalik dan menembak ke arah kerumunan," kata Merner, seperti dikutip Reuters.

Orang yang berada di sekitar lokasi insiden mengaku mendengar ada suara tembakan. Polisi pun dapat dengan cepat tiba di lokasi karena memang ada penambahan personel untuk mengamankan aksi di dekat tempat penembakan terjadi.

Namun saat polisi tiba, pelaku sudah kabur. Polisi kemudian menutup ruas jalan tempat penembakan terjadi dan segera memburu pelaku.

Sementara itu, aksi unjuk rasa di Seattle dan berbagai penjuru AS lainnya terus berlanjut meskipun malam kian larut.

CNN melaporkan, setidaknya protes anti-Trump ini terjadi di tujuh kota, termasuk New York City, kampung halaman Trump, di mana ribuan warga berarak dari Midtown Manhattan menuju Trump Tower.

Sementara itu di Chicago, lebih dari seratus orang berkumpul di depan Trump International Hotel sambil menggemakan yel-yel seperti, "Tolak Trump! Tolak KKK! AS tidak rasis!"

Sejumlah organisasi massa juga merencanakan aksi di San Fracisco, Los Angeles, Oakland, dan California, sementara aksi protes di Austin dan Texas terus berlanjut.

Tak hanya orang dewasa, anak-anak sekolah di AS bahkan rela tak masuk sekolah demi ikut serta dalam unjuk rasa bersama gurunya.

Salah satu demonstrasi terbesar digelar di California, di mana sekitar 1.500 siswa dan guru berdemonstrasi di halaman Sekolah Menengah Tinggi Berkeley di California, kemudian melakukan long march ke kampus Universitas California di Berkeley sambil berteriak, "Bukan presiden kami!"

Rangkaian unjuk rasa ini merupakan kelanjutan dari demonstrasi di San Francisco Bay Area pada Selasa (8/11), ketika pemilu baru saja digelar. Dalam aksi tersebut, para pengunjuk rasa memecahkan kaca toko serta membakar tong sampah dan ban.

Tak lama setelah aksi itu selesai, proses hitung cepat dimulai dan hasilnya, Trump berhasil mengalahkan rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.

Namun dalam pidato kemenangannya, Trump menyerukan persatuan rakyat AS yang selama masa kampanye terbelah.

"Untuk semua pendukung Republik, Demokrat, liberal, dan lainnya di penjuru negara ini, mari bersatu. Saya meminta kepada setiap warga negara, untuk bersatu," kata Trump. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER