Le Pen Yakin Ciptakan Perdamaian Dunia dengan Trump dan Putin

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 17 Nov 2016 13:19 WIB
Marine Le Pen, pemimpin sayap kanan Perancis, yakin penyatuan kekuatan antara dirinya, Donald Trump, dan Vladimir Putin akan baik untuk perdamaian dunia.
Selama ini, Le Pen dan Trump kerap disandingkan karena pernyataan kontroversialnya yang dianggap mendiskriminasi umat Muslim dan imigran. (Robert Pratta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Marine Le Pen, pemimpin partai sayap kanan Perancis, Front Nasional, mengatakan bahwa gagasan penyatuan kekuatan antara dirinya, Donald Trump, dan Vladimir Putin akan baik untuk perdamaian dunia.

"Itu akan baik untuk perdamaian dunia. Jika saya menjadi presiden, Perancis akan memiliki hubungan yang baik dengan Rusia," ujar Le Pen saat mengumumkan pencalonan dirinya sebagai presiden dalam pemilihan umum yang akan diselenggarakan tahun depan.

Dalam acara tersebut, Le Pen menjelaskan bahwa kini, sedang ada pergerakan besar-besaran di dunia, di mana pemimpin pilihan rakyat merupakan sosok yang skeptis terhadap globalisasi dan ultra-liberalisme, seperti dirinya sendiri, juga Donald Trump.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada pergerakan di seluruh penjuru dunia. Gerakan menyeluruh yang menolak globalisasi tak terkontrol, ultra-liberalisme yang menghancurkan, penghapusan negara-negara bagian, hilangnya perbatasan," ujar Le Pen, seperti dikutip Reuters.

Selama ini, Le Pen dan Trump kerap disamakan karena pernyataan kontroversial mereka yang dianggap mendiskriminasi umat Muslim dan imigran. Mereka mengklaim ingin melindungi negaranya dari para ekstremis dengan menolak nilai-nilai yang banyak dibawa oleh imigran.

Partai pimpinan Le Pen pun dikenal sebagai kubu anti-Islam dan imigran di Perancis. Le Pen bahkan pernah digugat karena menyamakan shalat berjamaah di Perancis dengan invasi Nazi ke Roma.

Trump sendiri kerap melontarkan pernyataan kontroversial terkait imigran, termasuk dengan gagasan membangun tembok di sepanjang perbatasan Meksiko guna mengadang imigran gelap.

Ia juga sempat berwacana ingin melarang Muslim masuk ke AS, meskipun belakangan, Trump melunak dengan mengatakan bahwa negaranya perlu menerapkan pemeriksaan ketat sebelum mengizinkan imigran tinggal.

Banyak pihak kemudian menyebut bahwa gagasan-gagasan dari Trump dan Le Pen ini sangat mengisolasi dan membuat negara tak berkembang, bahkan justru menimbulkan ketakutan dan ketidakstabilan. Namun menurut Le Pen, kemenangan Trump menunjukkan bahwa argumen-argumen tersebut dapat dipatahkan.

"Kemenangan ini juga mematahkan argumen yang digunakan oleh lawan saya mengenai isolasi. Mereka berkata, 'Kebijakan yang Anda punya dapat mengisolasi Anda. Saya merasa tidak terisolasi sekarang karena dunia multi-kubu ini tak hanya didukung Donald Trump, tapi juga Theresa May dan Vladimir Putin," katanya.

Le Pen pun mengaku optimistis menghadapi pemilu tahun depan. Untuk menarik perhatian, Le Pen menggunakan simbol mawar biru dengan tulisan, "Marine President."

Dengan mantap, Le Pen menyebut slogan kampanyenya, "Atas nama rakyat." (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER