Catatan Keamanan Buruk, Maskapai TransAsia Akhirnya Tutup

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Selasa, 22 Nov 2016 18:42 WIB
Direksi TransAsia Airways sepakat menutup perusahaan itu, menyebabkan semua penerbangan maskapai ini akan ditangguhkan.
Dalam rekaman video yang beredar, pesawat TransAsia terlihat menabrak sebuah mobil dan pembatas jalan tol sebelum meluncur jatuh ke sungai pada Februari 2015 lalu, setelah lepas landas dari Bandara Shongshan di Taipei. (AMVID via Reuters TV)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Direksi TransAsia Airways, maskapai Taiwan yang memiliki catatan keamanan yang buruk, memaparkan mereka telah menyetujui langkah untuk menutup perusahaan tersebut. Keputusan ini juga menyebabkan semua penerbangan maskapai ini akan ditangguhkan.

Salah satu insiden terbesar maskapai ini terjadi pada Februari 2015 lalu, ketika pesawat TransAsia yang jatuh ke sungai di Taipei tak lama setelah lepas landas dari bandara Songshan. Setidaknya 31 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam kecelakaan tersebut.

Dalam rekaman video yang beredar, pesawat terlihat menabrak sebuah mobil dan pembatas jalan tol sebelum meluncur jatuh ke sungai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keputusan para pejabat maskapai terbesar ketiga di Taiwan merupakan hal yang cukup mengejukan bagi industri penerbangan, pariwisata, serta pemerintahan Taiwan.

"Ini adalah pilihan yang sangat menyakitkan bagi perusahaan," kata CEO TransAsia, Daniel Liu dalam konferensi pers pada Selasa (22/11), dikutip dari Channel NewsAsia.

"Komunikasi kami dengan investor belum berhasil," katanya, sembari menambahkan bahwa sekitar enam hingga tujuh opsi telah dipertimbangkan perusahaan, termasuk melakukan restrukturisasi dan meningkatkan modal, sebelum memutuskan menutup perusahaan.

TransAsia dilaporkan terus menderita kerugian di enam kuartal terakhir hingga September lalu. Kondisi ini terjadi setelah dua kecelakaan pesawat maskapai ini terjadi pada 2014 dan 2015.

Awal tahun ini, lembaga keselamatan penerbangan Taiwan mendesak TransAsia meninjau protokol keamanan, program pelatihan pilot dan praktek mempekerjakan pegawai untuk meminimalisir "risiko tiba-tiba."

Rekomendasi itu merupakan salah satu di antara 10 saran yang diluncurkan Dewan Keselamatan Penerbangan, menyusul kecelakaan pesawat TransAsia GE222 pada 2014 lalu, yang menewaskan 48 dari 58 penumpang dan awak. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER