Jakarta, CNN Indonesia -- Setidaknya 10 orang tewas akibat topan Meranti yang menghantam daerah tenggara China sejak Kamis (15/9), sementara regu penyelamat masih terus menyisir jalan banjir dan kru lainnya berkutat agar listrik dapat mengalir kembali.
Menyapu wilayah tenggara mulai dari Xiamen, topan yang disebut ahli meteorologi sebagai badai terbesar tahun 2016 itu mulai bergerak ke daerah pusat China pada Jumat (16/9).
Dalam perjalanannya, badai itu menewaskan tujuh orang di Fujian dan tiga lainnya di provinsi Zhejiang. Sementara itu, 11 orang lainnya dinyatakan hilang.
Kantor berita
Xinhua pun menyatakan bahwa badai Meranti ini merupakan topan paling besar yang pernah menghantam China sejak 1949.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto-foto yang dilansir oleh
Xinhua menunjukkan jalan terendam air, pohon-pohon tumbang, dan banyak mobil hancur di Xiamen.
Tiga menara transmisi listrik padam. Di Fujian, lebih dari 1,65 juta rumah tak dialiri listrik, memaksa para petugas berjuang di tengah buruknya cuaca.
Tak hanya itu, puluhan penerbangan dan layanan kereta juga dibatalkan sehingga menghambat arus transportasi di China yang sebenarnya sedang dalam masa libur tiga hari dalam rangka Festival Tengah-Musim Gugur.
Namun, intensitas badai tersebut diperkirakan akan terus berkurang. Sekitar 330 ribu warga yang tadinya mengungsi pun mulai kembali ke tempat tinggalnya.
Sebelum tiba di China, badai Meranti menyapu Taiwan, merenggut satu nyawa dan melukai 38 orang lainnya.
(stu)